Hay Sobat Desa Wisata, kali ini Dewi Tinalah akan menyampaikan informasi tetang Desa Wisata Penglipuran yang sangat terkenal di Bali, dan sudah menjadi destinasi Internasional untuk paket desa wisata di Bali. Desa Wisata Panglipuran menjadi banyak percontohan juga untuk desa wisata di Indonesia. Lalu seperti apa Desa Wisata Penglipuran ini? Yuk baca lengkap artikel ini.
|
Desa Wisasta Penglipuran - Sumber Foto VoA |
Selalu ada sesuatu hal memikat buat dikisahkan berkenaan pulau Dewata Bali, satu diantaranya ialah Desa tradisi Penglipuran, berada di Kelurahan Tim, Kecamatan/ Kabupaten Bangli - Bali. Desa Penglipuran sebuah desa tradisionil yang menggenggam tegar aturan budaya yang diturunkan oleh beberapa nenek moyang mereka.
Desa Wisata Penglipuran
Desa Penglipuran mempunyai keunikan tertentu denganbentuk arsitektur bangunan tempat tinggal tradisionil yang sama dan tersusun rapimulai dari ujung khusus desa sampai sisi hulu desa. Status wilayah khusus terletak semakin tinggi dan makin turun sampai kedaerah hulu. Pintu gerbang ciri khas Bali (angkul-angkul) yang disebut akses ke arah rumah warga yang ada tiap pelataran kelihatan seragam, sama-sama bertemu dan dipisah pada jalan khusus desa menambahkan kedisiplinan letak bangunan Desa Penglipuran.
Pengaturan fisik dan susunan desa ini tidak lepas dari budaya penduduknya yang telah diturunkan secara turun-temurun dan masih tetap berpedoman falsafah Tri Hita Karana. Sebuah falsafah dalam agama Hindu yang selalu jaga keserasian jalinan di antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan.
|
Keindahan Desa Wisata Penglipuran - Sumber Foto Jadesta |
Jumlah warga Desa Wisata Penglipuran per Januari 2021 ialah 1.111 orang dalam jumlah KK 277, dengan mata pencarian : pengrajin ,pedagang souvenir, kulineran, pertanian , pengurus home stay , kariawan, PNS , pemandu wisata dan aktor pariwisata yang lain. Warga Desa Wisata Penglipuran beragama Hindu, junjung tinggi adat istiadat, nilai bergotong-royong ,kekerabatan, kearifan lokal yang berdasarkan ide Tri Hitha Karana.
Desa adat Penglipuran sebuah komplek permukiman warga yang ramah lingkungan, bangunan-bangunan teratur rapi dibuat di atas luas tempat yang serupa, pintu khusus (angku-angkul) berupa sama dan simetris, situasi perkampungan yang unik dan cantik.
Desa Penglipuran Bangli memang mempunyai tata ruangan yang konseptual, membuat tampil unik, perumahan teratur benar-benar rapi, jalanan bersih dan tenang tanpa kendaraan motor, jangankan mobil sepeda motorpun dilarang masuk ke komplek perumahan tradisionil itu. Sebuah tempat parkir disiapkan untuk kendaraan anda baik itu mobil atau bis pariwisata.
Sebuah permukiman tradisionil yang kental dengan kearifan lokal, membuat desa adat Penglipuran cukup populer di kelompok pelancong lokal atau asing. Sering juga anak-anak sekolah jadikan desa Penglipuran sebagai tujuan wisata harus saat berlibur sekolah saat aktivitas studi tur mereka.
Sejak desa Penglipuran kelihatan di salah satunya stasiun TV Indonesia, yang dipakai sebagai tempat tembakan FTV (film tv). Ketertarikan pelancong lokal untuk berkunjung desa Penglipuran Bali makin tinggi.
Info tentang jumlah pemesanan paket tur murah ke Bali yang agendanya di ubah seperti keinginan konsumen setia, memberikan jalur wisata ke desa tradisi Penglipuran. Meskipun banyaknya belum berarti seperti wisata ke Tanah Lot, tetapi keinginan paket tur dengan itinerary Desa Penglipuran bertambah setiap tahunnya.
Jalur wisata desa Penglipuran umumnya pelancong tentukan saat berkunjung tempat wisata Kintamani dan object wisata Ubud karena lokasinya sama arah. Lantas di mana alamat desa Penglipuran Bali?
Lokasi Desa Wisata / Desa Adat Penglipuran Bali
Desa Wisata Penglipuran berada di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali dengan luas daerah 112 Ha dengan pemakaian daerah berbentuk pertanian 50 Ha untuk tempat pertanian, rimba bambu 45 Ha, rimba kayu 4 Ha, permukiman 9 Ha, tempat suci 4 Ha dan sarana umum.
Posisi desa kebiasaan Penglipuran, ada dalam desa Team, kabupaten Bangli, propinsi Bali. Barangkali sebagian dari anda tidak mengerti, kabupaten Bangli di Bali sisi mana. Apabila anda pernah wisata ke arah tempat wisata Kintamani atau Gunung Batur, berikut ini lokasi kabupaten Bangli.
Posisi desa penglipuran Bangli ada berada di daratan tinggi pada ketinggian seputar 600 - 700 mtr. dari permukaan laut. Gara-gara ada dalam status ketinggian ini, membikin udara sejuk bakal teringat oleh anda. Pengin lihat peta posisi desa Penglipuran Bangli? Meminta pakai Google Map untuk melihat lokasi Desa Wisata Pengelipuran.
Jarak Tempuh Desa Wisata Penglipuran
Desa Wisata Penglipuran berada lumayan strategis memiliki jarak 60 km dalam jarak menempuh 1 jam 30 menit dari Lapangan terbang Internasional Ngurah Rai. Secara georafis berada di ketinggian 600- 650 m dari permukaan air laut, hingga mempunyai temperatur yang cukup sejuk.
Kebanyakan dari anda waktu berlibur ke pulau Bali dapat menunjuk bermalam di ruangan tempat wisata sisi selatan Bali. Seperti, Kuta, Seminyak, Legian, Jimbaran, Nusa Dua, Sanur. Biar anda lebih simpel mem buat itinerary Desa Penglipuran, alangkah lebih baik anda ketahui kemungkinan jarak dan waktu yang dipakai ke Penglipuran village dari tempat anda bermalam.
Kalau anda pergi dari tempat wisata Kuta Bali, seperti pantai Kuta. Karenanya jarak dari pantai Kuta ke desa Penglipuran Bangli, kira-kira 55 km. Dengan kemungkinan waktu yang dipakai, 1 jam 30 menit dengan jalan raya lancar.
Jika anda pergi dari tempat tempat wisata Seminyak, sebagi contoh dari pantai Petitenget Seminyak. Karena itu ke arah Penglipuran village akan tempuh jarak 59 km, sama waktu menempuh 1 jam 40 menit.
Seandainya kamu pergi dari tempat wisata Sanur Bali ke Penglipuran village, karena itu waktu pintas dan jarak jadi lebih pendek. Prediksi jarak menempuh 43 km sama waktu menempuh 1 jam 15 menit.
Keuinikan Desa Wisata Penglipuran
Tentu saja saat sebelum berkunjung sebuah object wisata di Bali, tentu anda ingin ketahui hal apa yang memikat buat disaksikan. Bila anda tertarik untuk menyaksikan kekhasan sebuah desa yang menunjukkan situasi Bali asli. Karena itu kabupaten Bangli dan object wisata di Bali timur yang harus anda datangi.
Karena daerah kabupaten Bangli dan object wisata di Bali timur satu diantaranya desa Tenganan masih kental nuasa Bali asli dan sedikit memperoleh dampak kekinian. Tahukah anda, desa tradisi Penglipuran Bangli dipakai sebagai contoh pertama sebagai desa wisata di Indonesia oleh pemda di tahun 1995.
Untuk yang pertama kalinya liburan ke desa Penglipuran Bangli, tentunya akan kaget menyaksikan wujud dari setiap rumah warga hampir serupa. Keserupaan dari setiap rumah kelihatan pada pintu gerbang rumah, atap rumah dan dinding rumah memakai bambu, lebar pintu gerbang yang cuman muat untuk seseorang dewasa. Dalam masyarakat Bali pintu tipe ini disebut angkul-angkul.
Bukan hanya model rumah yang serupa, pembagian dari tiap-tiap tata ruangan rumah sama, seperti ruang tidur dan dapur. Cat tembok pintu gerbang yang dipakai bukan cat tembok yang umumnya kita mengenal, tetapi memakai cat dengan bahan dasar dari tanah liat.
Arah dari setiap rumah warga mempunyai keserupaan. Kelihatannya mereka ingin membuat kebersama-samaan dan menjaga kosep bersatu dengan alam. Liburan ke desa Penglipuran Bangli dan menyaksikan ada banyak dinding kamar yang sudah berbeda memakai batu bata. Walau sebenarnya dahulunya di tahun 1998, semua dinding kamar memakai bambu.
Meskipun peralihan dari dinding bambu ke batu bata, ide bersatu ke alam masih kuat di budaya desa Tradisi Penglipuran.
Selainnya wujud bangunan traditional yang hampir serupa, ada banyak hal lain yang memikat pada desa Penglipuran Bangli seperti, kesejukan udara, kebersihan dan tata ruangan yang teratur rapi.
Budaya Penduduk Desa Penglipuran Bangli
Budaya pengelompokan dari tata ruangan desa benar-benar kelihatan di sini. Pada bagian utara dan terletak semakin tinggi dari rumah warga ada pura Desa yang disebut pura Penataran.
Pada sisi tengah desa yang terletak di bawah pura, ialah zone tempat warga. Sekarang ini desa di huni oleh 226 kepala keluarga dan untuk nafkah setiap hari warga desa profesinya sebagai petani, pengerajin anyaman bambu dan berternak.
Luas dari tempat desa sekitaran 112 hektar dan tidak seluruhnya tempat desa dipakai sebagai rumah warga. Sekitaran 40 % dari tempat desa ialah rimba bambu. Menebang pohon bambu di desa ini jangan asal-asalan tanpa izin dari figur warga di tempat.
Selainnya mempunyai budaya menghargai alam, warga desa Penglipuran Bangli mempunyai budaya dan adat untuk menghargai wanita. Karena ada ketentuan desa yang larang pria untuk lakukan poligami, bila kedapatan lakukan poligami maka memperoleh hukuman diasingkan dari desa.
Desa ini mempunyai budaya hukuman untuk perampokan. Untuk yang kedapatan mengambil, akan di hukum untuk memberi sesajen lima ekor ayam dengan warna bulu-bulu ayam yang lain di 4 pura nenek moyang mereka. Dengan langkah ini, semua warga desa akan ketahui siapakah yang mengambil, tentu saja akan membuat dampak malu.
Zone yang paling akhir atau yang ke-3 disebut setra atau makam. Meskipun warga desa Penglipuran Bali beragama Hindu tetapi warga desa Penglipuran Bangli tidak mengenali upacara pembakaran mayat, jadi mayat langsung dikubur.
Warga desa Penglipuran Bali mempunyai minuman ciri khas yang disebut loloh cemceman. Minuman ini mempunyai seperti rasa air tape dan mempunyai warna hijau karena material dasarnya ialah perasan dari daun cemceman.
Info Berita Desa Wisata Penglipuran
Desa Adat Penglipuran adalah objek wisata favorit di Bali yang disukai beberapa pelancong. Desa Wisata Penglipuran diputuskan, karena masih menjaga kelestarian budaya dan adat, dan jadi contoh desa berpikiran lingkungan.
BALI — Bersih, rapi, dan etnik, itu kesan-kesan yang ada saat berkunjung Desa Wisata Penglipuran yang berada di daerah Kelurahan Tim, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali. Desa adat selebar 112 hektar ini jadi tujuan favorite pariwisata di Bali. Desa wisata itu mengangkat konservasi budaya dan adat, dan memprioritaskan pelestarian lingkungan.
Ketua Pengurus Desa Wisata Penglipuran, I Nengah Moneng menjelaskan, sebagai desa adat yang mempunyai hak otonom dalam soal penerapan adat, warga Penglipuran sudah memiliki komitmen untuk jaga dan menjaga kelestarian budaya dan adat, yang dibawa nenek moyang semenjak sekitaran era ke 13 masehi.
Bangunan rumah dan mekanisme pengaturan desa jadi hal fundamental yang masih tetap dipertahankan sampai sekarang. Hal tersebut sebagai penghormatan pada beberapa nenek moyang sekalian daya magnet untuk pelancong yang tiba bertandang.
Sisi dari rumah adat masyarakat Desa Penglipuran, masih menjaga rumah bambu sebagai rumah sekalian tempat mengolah (Photo: VOA/Petrus Riski). "Tiap pelataran itu penting ada tiga bangunan adat yang perlu selalu dijaga kelestariannya. Ada pintu gerbang masuk ke pelataran, yang seragam itu namanya angkul-angkul, ada dapur tradisionil, ada bale sakenem, yang perlu saat ini diharuskan beratap bambu dan berbahan itu lokal, batu padas dan kayu," terang I Nengah Moneng.
Menurut Ketua Adat Penglipuran, I Wayan Supat, walau masih tetap melestarikan adat budaya, warga di desa itu terima budaya di luar, asal tidak bikin rugi atau berlawanan dengan budaya asli. Warga masih tetap jalankan kegiatan adat dan budaya di kehidupan setiap hari dan sering jadi tontonan menarik untuk beberapa pelancong yang bertandang ke Penglipuran. Misalkan, upacara kenduri atau pernyataan sukur ke Tuhan Yang Maha Esa.
Masyarakat Desa Adat Penglipuran sedang menyiapkan sajian untuk kenduri selesai mengeruk sumur. "Kenduri untuk semua hal yang tersangkut kesejahteraan kita. Seperti kenduri beberapa tumbuhan, kemudan hewan, terhitung jika di Bali kan mobil (tumpek landep). Itu kan ada . Maka sebetulnya memohonkan ke Beliau, Tuhan Yang Maha Esa, mudah-mudahan apa yang telah ada di jagad raya ini dapat menolong manusia, memakmurkan," tutur I Wayan Supat.
Di Desa Penglipuran, ada 77 pelataran sebagai tempat tinggal untuk sekitaran 1.038 orang atau 240 keluarga. Pemukiman itu diatur seragam dengan memprioritaskan konservasi lingkungan hidup supaya warga bisa hidup secara nyaman.
I Nengah Moneng menerangkan, Desa Wisata Penglipuran sudah lama mengaplikasikan pengendalian sampah secara berdikari, lewat pemisahan dan pendayagunaan sampah. Usaha itu jadi kewajiban dan kesadaran dari tiap rumah tangga yang berada di Penglipuran. Karena aktivitas pengendalian sampah berdikari itu, Penglipuran pernah dikukuhkan jadi desa terbersih ke-2 di dunia, oleh sebuah majalah wisata internasional.
Keadaan jalan khusus Desa Wisata Penglipuran yang bersih dan bebas sampah. Masyarakat desa, papar I Nengah Moneng, setuju jika tiap rumah tangga membagikan sampahnya jadi tiga tipe, yakni sampah organik, sampah plastik dan sampah endapan. Sampah Organik dibuat jadi kompos, baik dengan buang langsung ke kebun atau ke arah tempat pengendalian sampah punya desa.
"Yang ke-2 , sampah plastik dan semacamnya yang kami jual ke bank sampah. Baru residunya ini yang paling akhir, itu apa sampah battery, sampah electronic, pampers dan lain-lain, ini ditempatkan dalam suatu box yang dipersiapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup, untuk dibuang ke arah tempat pembuangan akhir," kata I Nengah Moneng.
Nai itu tadi Sobat Desa Wisata, info lengkap mengenai Desa Wisata Penglipuran yang ada di Pula Dewata Bali. Bagi Sobat Desa Wisata bisa langsung ke lokasi untuk menikmati berbagai pengalaman seru tinggal di desa wisata atau desa adat Penglipuran, beriteraksi dengan warga lokal dan merasakan bagaimana kehidupan masyarakat di Desa Wisata Penglipuran.