Desa Wisata Tinalah -->
Paket Wisata Jogja Dewi Tinalah

Dinas Pariwisata Kota Batu Bersama Pelaku Wisata Melakukan Studi Digitalisasi Wisata di Desa Wisata Tinalah

Dalam upaya untuk terus meningkatkan kapasitas pengelolaan wisata berbasis digital, Dinas Pariwisata Kota Batu bekerja sama dengan pelaku wisata setempat melakukan kegiatan studi banding di Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah), Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta pada tanggal 17 September 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa pelaku wisata di Kota Batu dengan tujuan mempelajari praktik terbaik digitalisasi wisata yang telah diimplementasikan oleh Dewi Tinalah, sebagai salah satu desa wisata terkemuka di Indonesia dalam hal penerapan teknologi digital.


Dinas Pariwisata Kota Batu Bersama Pelaku Wisata Melakukan Studi Digitalisasi Wisata di Desa Wisata Tinalah


Desa Wisata Tinalah dikenal tidak hanya karena keindahan alam dan keanekaragaman budaya yang ditawarkan, tetapi juga karena inovasinya dalam mengintegrasikan teknologi digital ke dalam sistem pengelolaan pariwisatanya. Sejak beberapa tahun terakhir, Dewi Tinalah telah menunjukkan perkembangan pesat dengan memanfaatkan berbagai teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan daya tarik wisatanya.

Baca Juga: BPN Kabupaten Solok Sumatera Barat Melakukan Studi Desa Wisata di Dewi Tinalah

Dalam kesempatan ini, Galuh Alif Fahmi Rizki, sebagai narasumber sekaligus pengelola Desa Wisata Tinalah, memberikan pemaparan komprehensif mengenai pentingnya penerapan digitalisasi dalam pengelolaan desa wisata. "Digitalisasi bukan lagi pilihan, tetapi keharusan bagi pengelola desa wisata agar dapat bersaing di era globalisasi dan menjawab kebutuhan wisatawan yang semakin dinamis," ungkapnya.

Manfaat Digitalisasi dalam Pengelolaan Desa Wisata

Galuh Alif Fahmi Rizki menjelaskan bahwa ada beberapa aspek krusial dalam pengelolaan desa wisata berbasis digital yang dapat memberikan dampak signifikan, baik bagi pengelola, masyarakat lokal, maupun para wisatawan. Berikut adalah beberapa materi utama yang disampaikan dan manfaat yang dihasilkan dari digitalisasi dalam pengelolaan desa wisata:

1. Literasi Digital Masyarakat

Salah satu pilar utama dalam digitalisasi desa wisata adalah literasi digital masyarakat. Di Dewi Tinalah, literasi digital masyarakat desa telah dikembangkan agar setiap individu memahami manfaat teknologi, mulai dari penggunaan media sosial hingga pengelolaan data digital. "Ketika masyarakat desa sudah melek digital, mereka dapat ikut serta dalam promosi, pengelolaan, hingga penyebaran informasi mengenai desa wisata. Ini bukan hanya tugas pengelola, tetapi juga kolaborasi masyarakat," ujar Galuh.

2. Pengelolaan Data Digital

Desa Wisata Tinalah telah menerapkan sistem pengelolaan data digital untuk memantau jumlah pengunjung, preferensi wisatawan, dan tren wisata terbaru. Dengan data yang dikelola secara digital, Dewi Tinalah mampu membuat keputusan yang lebih tepat sasaran dan efisien dalam mengembangkan potensi wisata. Sistem ini juga mempermudah pelaporan kepada pihak terkait seperti pemerintah dan mitra bisnis, sehingga kerjasama lebih lancar.

3. Pusat Informasi Digital

Salah satu inovasi penting yang diterapkan di Dewi Tinalah adalah adanya pusat informasi digital yang dapat diakses oleh wisatawan secara online. Pusat informasi ini mencakup informasi lengkap tentang atraksi wisata, akomodasi, kuliner, dan paket wisata yang ditawarkan. Wisatawan dapat melakukan perencanaan perjalanan secara lebih baik dan tepat waktu melalui platform ini, sehingga meningkatkan pengalaman berwisata mereka.

4. Pembayaran Digital

Salah satu tantangan yang sering dihadapi desa wisata di daerah terpencil adalah masalah pembayaran. Dewi Tinalah telah mengatasi hal ini dengan mengintegrasikan sistem pembayaran digital melalui aplikasi dompet elektronik dan QRIS. Hal ini memberikan kemudahan bagi wisatawan dalam melakukan transaksi, sekaligus mendukung inklusi keuangan bagi masyarakat desa. "Dengan pembayaran digital, transaksi menjadi lebih transparan dan aman," jelas Galuh.

5. Komunikasi Melalui Media Sosial

Dalam era modern, media sosial menjadi salah satu alat promosi yang sangat efektif. Dewi Tinalah telah memanfaatkan platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok untuk mempromosikan keindahan dan aktivitas wisata yang ada. Galuh menjelaskan bahwa pengelola desa wisata harus mampu menjadi content creator yang kreatif dan menarik agar dapat bersaing di dunia digital yang sangat dinamis. "Desa wisata saat ini bukan hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga pusat kreatif yang dapat menciptakan konten-konten menarik bagi para pengunjung," tambahnya.

6. Keamanan Cyber

Digitalisasi membawa banyak manfaat, namun juga harus diimbangi dengan keamanan cyber. Galuh menekankan pentingnya menjaga keamanan data baik bagi pengelola maupun pengunjung. Sistem keamanan digital yang diterapkan di Dewi Tinalah mampu melindungi transaksi digital, data pengunjung, serta mencegah ancaman cyber yang mungkin terjadi.

Desa Wisata Sebagai Content Creator

Salah satu poin menarik yang diangkat dalam sesi pemaparan adalah pentingnya desa wisata menjadi content creator. Menurut Galuh, pengelola desa wisata harus mampu menghasilkan konten yang relevan dan menarik untuk menarik perhatian wisatawan. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan potensi lokal, seperti budaya, keindahan alam, dan keunikan desa. Konten yang autentik dan menarik dapat mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung.

Baca Juga: Pelatihan Digitalisasi Desa Wisata Se-Yogyakarta di Dewi Tinalah

"Desa Wisata Tinalah terus mendorong masyarakat dan pengelola untuk menjadi kreator konten di media sosial. Ini sangat penting agar pesan-pesan positif tentang pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dapat tersebar lebih luas," ujar Galuh.

Manfaat Studi Tiru Bagi Pelaku Wisata Kota Batu

Studi banding ini memberikan banyak manfaat bagi peserta, terutama dalam memahami langkah-langkah konkret yang dapat diterapkan untuk digitalisasi desa wisata di wilayah mereka. Melalui studi tiru di Dewi Tinalah, pelaku wisata di Kota Batu dapat mengembangkan strategi digitalisasi yang sesuai dengan karakteristik dan potensi wilayah mereka, serta belajar dari pengalaman sukses Dewi Tinalah dalam memanfaatkan teknologi digital untuk memajukan pariwisata.

Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak desa wisata di Indonesia untuk berinovasi dan bertransformasi menuju era digital. Bagi desa wisata lain yang ingin belajar mengenai pengelolaan desa wisata berbasis digital, Desa Wisata Tinalah siap menjadi mitra dalam memberikan pelatihan dan pendampingan. Mari bersama-sama kita dorong pariwisata berbasis masyarakat yang inovatif dan berkelanjutan di Indonesia.

Punya rencana belajar pengembangan desa wisata? Dewi Tinalah memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk berkunjung dan belajar melalui paket studi Desa Wisata Tinalah. Dapatkan pengalaman seru dan praktik terbaik dari pengelolaan desa wisata Tinalah. Hubungi WA 085729546678.

BPN Kabupaten Solok Sumatera Barat Melakukan Studi Desa Wisata di Dewi Tinalah

Purwoharjo, 28 Mei 2024 - Badan Permusyawaratan Desa (BPN) Kabupaten Solok Sumatera Barat melakukan studi tiru ke Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) di Purwoharjo, Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari peran serta BPN dalam pengembangan pariwisata desa dan mengeksplorasi digitalisasi dalam pengelolaan desa wisata.

BPN Kabupaten Solok Sumatera Barat Melakukan Studi Desa Wisata di Dewi Tinalah

Dewi Tinalah sendiri termasuk dalam Top 50 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori digital, menjadi contoh nyata desa yang sukses mengintegrasikan teknologi dalam pengembangan pariwisata.

Manfaat Kegiatan Studi Tiru

Tentu banyak manfaat dari kegiatan studi desa wisata ini, Desa Wisata Tinalah menjadi salah satu percontohan pengembangan desa wisata di Indonesia dengan berbasis masyarakat dan penerapan teknologi digital, adapun manfaat kegiatan ini diantaranya:

1. Pengembangan Potensi Desa

Studi tiru ini memberikan kesempatan bagi BPN Kabupaten Solok untuk mempelajari berbagai aspek pengembangan potensi desa yang telah dilakukan oleh Dewi Tinalah. Potensi desa seperti sumber daya alam, budaya, dan kearifan lokal dapat dioptimalkan untuk menciptakan destinasi wisata yang menarik dan berkelanjutan. Dengan memahami pendekatan yang dilakukan oleh Dewi Tinalah, BPN Kabupaten Solok dapat menerapkan strategi serupa untuk memaksimalkan potensi pariwisata di desanya.

2. Digitalisasi Desa Wisata

Salah satu fokus utama dari studi tiru ini adalah mempelajari bagaimana Dewi Tinalah telah mengadopsi teknologi digital untuk mempromosikan dan mengelola desanya. Teknologi digital telah membantu Dewi Tinalah dalam hal pemasaran, manajemen, dan pelayanan wisata. Digitalisasi tidak hanya memperluas jangkauan pemasaran tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional desa wisata. BPN Kabupaten Solok dapat mengambil inspirasi dari implementasi teknologi ini untuk mempercepat digitalisasi di desanya.

3. Peran Serta Pemerintah Desa

Kegiatan ini juga menekankan pentingnya peran serta pemerintah desa dalam pengembangan pariwisata. Pemerintah desa memiliki peran kunci dalam menyusun kebijakan, menyediakan dukungan infrastruktur, serta mengkoordinasikan berbagai inisiatif pengembangan pariwisata. Melalui studi ini, BPN Kabupaten Solok dapat memahami bagaimana pemerintah Desa Purwoharjo telah berhasil berkolaborasi dengan masyarakat lokal untuk membangun Dewi Tinalah sebagai destinasi wisata unggulan.

4. Peningkatan Ekonomi Kreatif

Dalam kunjungan ini, peserta juga melihat langsung bagaimana Dewi Tinalah mengembangkan sektor ekonomi kreatif melalui berbagai inisiatif seperti Rock Painting. Pengembangan souvenir berbasis kreativitas ini tidak hanya memberikan nilai tambah bagi produk lokal tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat desa. BPN Kabupaten Solok dapat mengadopsi model ini untuk mendorong ekonomi kreatif di desanya, menciptakan peluang kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Pengembangan Kawasan Wisata

Peserta kegiatan juga mengunjungi kawasan bumi perkemahan Dewi Tinalah, yang merupakan salah satu daya tarik utama di desa ini. Kawasan ini dirancang untuk memberikan pengalaman wisata alam yang autentik dan berkelanjutan. BPN Kabupaten Solok dapat memanfaatkan pembelajaran ini untuk mengembangkan kawasan wisata serupa di desanya, yang dapat menarik wisatawan lokal dan internasional.

Pentingnya Studi Tiru untuk Pengembangan Desa


Studi tiru seperti ini sangat penting untuk pengembangan desa karena memberikan wawasan langsung tentang praktik terbaik yang dapat diterapkan di desa lain. Dengan belajar dari keberhasilan Dewi Tinalah, BPN Kabupaten Solok dapat mengadaptasi dan mengimplementasikan strategi yang sesuai dengan kondisi dan potensi desanya. Selain itu, studi tiru juga membuka peluang untuk kolaborasi antar desa, berbagi pengetahuan, dan pengalaman yang dapat mempercepat perkembangan pariwisata desa di seluruh Indonesia.

Peran Aktif Pemerintah Desa


Pemerintah desa memainkan peran yang sangat penting dalam keberhasilan pengembangan desa wisata. Dukungan dari pemerintah desa dalam bentuk kebijakan yang mendukung, pembangunan infrastruktur, dan fasilitasi kegiatan masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah Desa Purwoharjo telah menunjukkan bagaimana kolaborasi yang efektif antara pemerintah dan masyarakat dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan dalam pengembangan desa wisata.



Kegiatan studi tiru oleh BPN Kabupaten Solok ini merupakan langkah awal yang sangat baik dalam upaya pengembangan potensi desa dan pariwisata di Kabupaten Solok. Dengan mempelajari dan mengadopsi strategi yang telah sukses diterapkan di Dewi Tinalah, diharapkan BPN Kabupaten Solok dapat menerapkan pendekatan serupa untuk mendorong pertumbuhan pariwisata di desanya.

Bagi desa-desa lain yang ingin belajar tentang pengelolaan desa wisata, pengembangan ekonomi kreatif, dan digitalisasi desa wisata, Dewi Tinalah membuka pintu untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Kami mengundang semua pihak yang tertarik untuk mengunjungi Desa Wisata Tinalah dan melihat langsung bagaimana kami mengembangkan potensi desa untuk menciptakan destinasi wisata yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Untuk informasi lebih lanjut dan jadwal kunjungan, silakan hubungi kami di WA 085729546678. Bersama-sama, mari kita bangun desa wisata yang unggul dan berkelanjutan di seluruh Indonesia.

Desa Bangkal Seruyan Kalimantan Tengah Studi Pengembangan Desa dan Ekonomi Kreatif di Dewi Tinalah

Sebagai langkah konkret dalam pengembangan desa dan ekonomi kreatif, Ibu-ibu Penggerak Desa Bangkal Seruyan Kalimantan Tengah, melakukan studi di Desa Wisata Tinalah pada tanggal 30 November hingga 1 Desember 2023. Kegiatan ini menjadi inisiatif positif dalam melihat praktik terbaik yang diterapkan oleh Dewi Tinalah dan dapat diadopsi di Desa Bangkal.

desa-bangkal-seruyan-kalimantan-timur-studi-pengembangan-desa-dan-ekonomi-kreatif-di-dewi-tinalah

Peserta studi ini terlibat langsung dalam eksplorasi desa wisata, memahami strategi pemasaran produk lokal, dan menyaksikan pengembangan ekonomi kreatif dari hasil alam setempat, seperti produk piring lidi dan topi daun kelapa. Melalui penginapan di homestay warga, para peserta juga merasakan langsung kehidupan desa, menggali kearifan lokal, dan memahami penerapan pemberdayaan masyarakat yang menjadi kunci keberlanjutan desa.


Manfaat dari studi ini sangat signifikan untuk Desa Bangkal, Seruyan Raya. Dengan memahami praktik terbaik dari Desa Wisata Tinalah, diharapkan dapat terjadi lompatan pembangunan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Peluang-peluang baru akan terbuka, termasuk peningkatan pendapatan masyarakat dan promosi kearifan lokal.


Namun, tantangan juga harus dihadapi. Transformasi seperti ini memerlukan komitmen, koordinasi, dan dukungan penuh dari masyarakat. Pemerintah dan pihak terkait perlu bekerja sama untuk menciptakan regulasi yang mendukung, serta meningkatkan infrastruktur dan aksesibilitas desa.


Dengan langkah-langkah nyata seperti studi ini, diharapkan Desa Bangkal Seruyan dapat menjadi pusat pengembangan desa yang inspiratif dan berkelanjutan, menjadi cermin kemajuan di era pariwisata dan ekonomi kreatif.

LPDP Kunjungi Desa Wisata Tinalah untuk Persiapan Keberangkatan Angkatan 197 dan 198

Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) menjadi institusi yang dikunjungi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Sekretariat Kementrian Keuangan Republik Indonesia untuk persiapan keberangkatan angkatan 197 dan 198, pada 25-26 Januari 20223.

 

LPDP Kunjungi Desa Wisata Tinalah untuk Persiapan Keberangkatan Angkatan 197 dan 198

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) adalah sebuah Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Keuangan yang melaksanakan tugas dan fungsinya berpedoman pada kebijakankebijakan yang ditetapkan oleh Dewan Penyantun LPDP yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Menteri Keuangan RI, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Menteri Agama RI, dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional.

LPDP bertugas mengelola dana abadi Pendidikan yang hasilnya disalurkan untuk memberikan beasiswa kepada putra-putri terbaik bangsa yang menempuh studi magister dan doktor di kampus dalam dan luar negeri serta menyalurkan dana riset yang mendorong inovasi bangsa.

Putra-putri terbaik bangsa yang telah lolos seleksi beasiswa LPDP selanjutnya diikutkan dalam kegiatan wajib yang bertajuk Persiapan Keberangkatan (PK). PK (Pembekalan Keberangkatan) adalah kegiatan pembekalan kepada calon penerima beasiswa LPDP yang memiliki tujuan untuk memberikan penguatan pola pikir, penanaman nilai-nilai idealisme, integritas, kemandirian, memupuk rasa nasionalisme, serta memiliki wawasan global.

Dalam rangka memberikan penguatan pola pikir, penanaman nilai luhur Bangsa Indonesia, internalisasi nilai-nilai dan budaya Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yaitu integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan, dan kesempurnaan, maka kami melaksanakan rangkaian kegiatan pembekalan bagi penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) LPDP. Kegiatan pembekalan ini bertajuk program Persiapan Keberangkatan (PK) yang diikuti oleh penerima beasiswa program Magister (S2) dan Doktor (S3) dengan tujuan universitas dalam dan luar negeri sebelum memasuki masa perkuliahan.


Pembahasan Materi Desa Wisata Tinalah

  • Menjelaskan bahwa para generasi mudah merupakan agen perubahan dan perubahan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk sociopreneurship.
  • Memaparkan pentnignya peran generasi muda dalam membawa perubahan di lingkungan sekitar, baik dari segi ekonomi, sosial maupun budaya.
  • Menjelaskan inovasi yang telah dijalankan oleh pihak pengelola Cara survive selama masa COVID 19 berlangsung (dengan cara digitalisasi maupun pengembangan dengan kolaborasi).
  • Menjelaskan mengenai pemerdayaan masyarakat yang dilakukan untuk mengembangkan program yang sedang dijalankan.
  • Menumbuhkan komitmen para peserta untuk segera kembali berkontribusi bagi Indonesia setelah selesai studi.
  • Menanamkan karakter nasionalisme, integritas, dan kontributif melalui pengalaman hidup narasumber.


Program PK angkatan 197 dan 198 diselenggarakan secara daringvdan diikuti 430 orang penerima beasiswa dengan tujuan studi dalam dan luar negeri. Salah satu sesi dalam rangkaian susunan acara PK-197 dan 198 ini adalah sesi kunjungan institusi ke instansi/perusahaan/tokoh inspirasi yang disiarkan secara virtual. 

 

Sesi tersebut bertujuan sebagai studi lapangan dalam rangka memperoleh pengetahuan, wawasan, dan inspirasi dari diri tokoh, sistem transformasi dan budaya yang dikembangkan di suatu instansi/perusahaan serta kiat dan strategi dalam pencapaian kesuksesan.

 

 

Pelatihan Digitalisasi Desa Wisata Se-Yogyakarta di Dewi Tinalah

Dewi Tinalah – Adopsi teknologi saat ini masiv diterapkan di desa wisata. Adanya desa wisata ini menjadi salah satu ruang penting bagi masyarakat desa untuk berkreasi dan meningkatkan nilai tambah, baik untuk lingkungan, sosial dan ekonomi. Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta laksanakan Pelatihan Digitalisasi Desa Wisata Se-Yogyakarta di Dewi Tinalah dengan tema Digitalisasi, Branding, Pemasaran, dan Penjualan di desa wisata pada tanggal 16 Oktober 2021.


Pelatihan Digitalisasi Desa Wisata Se-Yogyakarta Dewi Tinalah
Pelatihan Digitalisasi Desa Wisata di Dewi Tinalah


Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta yang beralamat di Jl. Raya Janti No.4, Wonocatur, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan ini dengan tujuan untuk pengembangan komptensi SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk pengelola desa wisata, pelaku kuliner, homestay, kuliner dan fotografi.


Dalam sesi pembukaan ini, Bu Lita dari Dinpar DIY menyampaikan tentang pentingnya digitalisasi untuk desa wisata di Yogyakarta. Dewi Tinalah nantinya dapat memberikan tips dan trik untuk pengelolaan digitalisasi desa wisata karena telah meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia dan menjadi Desa Wisata Digital.


Galuh Alif Fahmi Rizki selaku pengelola Desa Wisata Tinalah dan pegiat digitalisasi desa wisata menyampaikan tentang paradigma pariwisata 4.0 tentang adopsi tekonologi tepat guna, mulai dari internet of things, big data, dan cloud computing untuk pengelolaan desa wisata. Hal terpenting dalam digitalisasi dalah mindset dan paradigma untuk berkembang, SDM juga harus trampil.



Kegiatan ini tidak hanya sekedar membahas secara teoritis tentang digitalisasi desa wisata. Peserta kegiatan juga melakukan praktik tentang pembuatan video sebagai bagian dari dokumentasi kegiatan yang ada di kegiatan desa wisata.


Bagi Anda yang ingin belajar tentang digitalisasi desa seperti digitalisasi desa wisata, penerapan digitalisasi di Bumdesa dan pemasaran produk desa dengan internet dapat menghubungi Desa Wisata Tinalah sebagai narasumber desa digital. Kontak person 085729546678.

Studi Desa Wisata IAIN Syekh Nurjati Cirebon di Dewi Tinalah

Desa wisata saat ini menjadi program yang banyak menarik perhatian dari berbagai pihak, tak terkecuali dari pihak akademisi kampus. 12 Oktober 2021 Studi Desa Wisata IAIN Syekh Nurjati Cirebon di Dewi Tinalah tentang proses merintis desa wisata, tata kelola dan pemanfaatan digital di desa wisata.


studi banding desa wisata - IAIN Syekh Nurjati Cirebon di Dewi Tinalah


Pada kesempatan studi wisata ini, IAIN Syekh Nurjati Cirebon banyak menggali bagaimana perjalanan Dewi Tinalah dari awal hingga saat ini. Apa yang telah dilakukan oleh Dewi Tinalah nanti dapat menjadi referensi yang dapat di terapkan di daerah lain atau melalui kajian pariwisata di akademisi.

Komitmen menjadi penting bagi seluruh pemangku kepentingkan di desa. Seluruh warga dapat menjadi pemangku kepentingan dalam tata Kelola desa wisata berbasis masyarakat.

Dalam perkembangan desa wisata, SDM menjadi sangat penting bagaimana dapat memberikan banyak kontribusi untuk pengembangan desa wisata berkelanjutan. Dalam hal ini kegiatan sosialisasi, pelatihan, bimtek tentang desa wisata harus secara konsisten dilaksanakan.

Apa yang telah diraih Dewi Tinalah menjadi salah satu desa wisata terbaik Indonesia dalam ajang Anugerah Desa Wisata Tinalah diharapkan dapat memberikan motivasi bagi desa-desa wisata lain di Indonesia untuk dapat memanfaatkan segenap potensi yang ada di desa.

Studi desa wisata menjadi penting untuk melengkapi kawasan teori dan praktik, apa saja yang telah dilakukan di desa wisata serta praktik apa saja yang menjadikan desa wisata dapat terus bergerak dan memberikan dampak untuk masyarakat.

Bagi Anda yang ingin studi wisata atau studi tentang desa wisata dapat menghubungi Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah). Kegiatan ini dapat dilakukan di Dewi Tinalah atau mengundang Dewi Tinalah dalam suatu acara tertentu.

Monitoring dan Evaluasi Desa Wisata Wajib Dilakukan

Dewi Tinalah – Keberadaan desa wisata setelah melalui tahapan merintis dan pengembangan tentu perlu adanya suatu pemantauan. Pengelola Desa Wisata perlu melakukan monitoring dan evaluasi desa wisata, baik secara internal maupun eksternal. Hal ini untuk mengetahui apa saja capaian dan hal apa saja yang belum dapat direalisasikan.

monitoring-dan-evaluasi-desa-wisata-dewi-tinalah


Tujuan monitoring dan evaluasi desa wisata adalah untuk mengetahui kesesuaian rencana program kerja yang dibuat berdasarkan kebutuhan dan karakter suatu desa wisata. Lebih lanjut, kegiatan ini juga untuk mengetahui proses pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan desa wisata sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dengan adanya monitoring dan evaluasi, desa wisata juga dapat mengetahui keberhasilan dalam pencapaian target yang telah ditentukan.

Baca Juga

Dalam kegiatan ini perlu juga sasaran monitoring dan evaluasi desa wisata agar tercapainya kesesuaian rencana program kerja serta proses pelaksanaan dan pengembangan desa wisata sehingga tercapai tingkat keberhasilan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Kegiatan monitoring dan evaluasi desa wisata tentu diperlukan suatu instrument evaluasi atau penilaian sebagai alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi program pengembangan suatu desa wisata. Dalam instrumen evaluasi desa wisata dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi karakterisitik desa wisata dan dijabarkan dalam indikator dari setiap penilaian desa wisata.

Lalu apa saja intrumen evaluasi desa wisata yang harus ada? Terdapat karakteristik instrument penilaian dasar yang harus ada ketika akan melakukan monitoring dan evaluasi. Instrumen tersebut perlu memuat tentang atraksi, amenitas, aksesbilitas, sumber daya manusia, mayarakat, industri, serta promosi dan pemasaran.

Di bawah ini Dewi Tinalah akan sampaikan penjelasan lengkap sesuai dengan setiap kriteria tersebut. Kriteria ini telah baku sesuai dengan Buku Panduan Desa Wisata. Berikut karakteristik monitoring dan evaluasi desa wisata beserta indikator dan penjelasan singkat dari praktik terbaik Dewi Tinalah.

Karakteristik Atraksi Desa Wisata

Untuk melakukan monitoring dan evaluasi desa wisata, indikator atraksi ini meliputi, 1. Terdapat pengingkatan inovasi / penciptaan dan pengelolaan produk wisata berbasis potensi sumber daya lokal di desa wisata, 2. Terdapat peningkatan diversivikasi produk wisata, 3. Terdapat peningkatan modifikasi / daur ulang produk wisata sesuai dengan kebutuhan pasar, 4. Terdapat peningkatan kunjungan dan kualitas wisatawan di desa wisata, 5. Terdapat peningkatan lama tinggal wisatawan di desa wisata, 6. Terdapat peningkatan pengeluaran wisatawan di desa wisata, 7 terdapat keberlanjutan even dan paket wisata.


Contoh di Desa Wisata Tinalah dari awal berdiri baru terdapat paket atraksi kegiatan camping dan kuliner. Seiring bertumbuhnya desa wisata terdapat peningkatan kegiatan atraksi susur sungai, susur gua, jelajah alam dan namap tilas sejarah, eduwisata, workshop kerajinan dan kuliner desa, atraksi seni budaya, upacara adat (Merti Bumi Tinalah, Saparan, Wiwitan, baritan) serta berbagai kegiatan adventure seperti outbound, jeep adventure, campervan dan outing untuk keluarga, komunitas, sekolah, kampus, maupun berbagai perusahaan.

Karakteristik Amenitas Desa Wisata

Pada karakteristik penilaian desa wisata di bagian amenitas ini terdapat indikator sebagai berikuti: 1. Terdapat kualitas lingkungan desa wisata (termasuk sarana prasarana lingkungan untuk mendukung kegiatan kepariwisataan), 2. Terdapat rumah penduduk yang dipakai sebagai homestay, 3. Terdapat bangunan yang dimanfaatkan sebagai sarana pariwisata yang berdasarkan tata ruang yang sudah ditetapkan, 4. Terdapat kuantitas dan kualitas toilet, 5. Terdapat pasar tradisional yang nyaman, 6. Terdapat lahan parkir yang memadahi, 7. Terdapat penanda dan petunjuk arah.

Contoh Karekteristik amenitas di Dewi Tinalah dari awal berdiri di tahun 2013 terdapat peningkatan pada sarana prasarana bangunan, rumah penduduk untuk homestay, penambahan  jumlah toilet, pengembangan lahan parkir, dan penanda petunjuk arah di lokasi dan spot kegiatan.

Karakterisitik Aksesbilitas

Desa wisata sangat perlu memperhatikan indikator aksesibilitas berupa: 1. Terdapat akses jalan yang aman dan memadai, 2. Terdapat jalan penghubung ke wilayah luar desa dalam kondisi baik, 3. Terdapat moda transportasi lokal, 4. Terdapat peningkatan kondisi jalan desa aman bagi pejalan kaki, 5. Terdapat kemudahan akses bagi penyandang disabilitas / difabel, 6. Terdapat kemudahan layanan dan sumber informasi, 7. Terdapat keterbukaan masyarakat terhadap tamu wisata.

Sebagai contoh di Dewi Tinalah, monitoring dan evaluasi aksesbilitas terdapat moda trasportasi lokal seperti ojek dan mobil untuk kegiatan berkeliling di desa wisata, dan keterbukaan masyarakat di Desa Wisata Tinalah terhadap wisatawan yang datang di Dewi Tinalah.

Karakteristik Monitoring dan Evalusi Desa Wisata - Sumber Daya Manusia di Desa Wisata

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan komponen penting dari adanya desa wisata. SDM merupakan pemangku kepentingan dan penggerak desa wisata. Dalam indikator ini perlu diperhatikan: 1. Terdapat warga masyarakat usia produktif yang cukup besar dan bermukim di desa, 2. Terdapat lulusan sekolah pariwisata, 3. Terdapat warga yang menguasai Bahasa asing, 4. Peningkatan kompetensi dan keterampilan mayarakat di desa wisata dalam bidang kepariwisataan, 5. Peningkatan kapasitas dan peran masyarakat / SDM setempat dalam inisiasi dan pelaksanaan program desa wisata, 6. Peningkatan swadaya masyarakat di desa wisata, 7. Pengingkatan penciptaan lapangan kerja di desa wisata.

Studi kasus desa wisata di Dewi Tinalah, monitoring dan evaluasi desa wisata terdapat warga masyrakat yang produktif bermukim di desa, terdapat warga yang menguasai Bahasa asing berupa Bahasa inggris, peningkatan kompetensi dan keterampilan warga setelah mengikuti berbagai sosialiasi, bimtek serta Pendidikan dan pelatihan tata Kelola desa wisata, inisiasi inovasi kegiatan di Dewi Tinalah seperti pengembangan homestay, atraksi wisata pembuatan kuliner Wingko, kripik pegagan, kreasi anyaman janur, pengembangan pemasaran desa wisata secara digital, dan semakin bertambah warga yang terlibat di desa wisata sebagai bentuk peningkatan penciptaan lapangan kerja di desa.


Karakteristik Masyarakat Desa Wisata

Desa wisata tentu tidak terlepas dari masyarakat desa itu sendiri. Dalam monitoring dan evaluasi desa wisata perlu memperhatikan indikator ini, yaitu: 1. Mempunyai atau memiliki prinsip parsitifatif dengan pelibatan aktif masyarakat lokal, 2. Terdapat mayoritas masyarakat yang memiliki presepsi positif terhadap pariwisata desa, 3. Secara dominan warga memiliki pola pikir yang terbuka dan bersahabat dengan orang luar atau wisatawan, 4. Menjadikan masyarakat menjadi akselerator bersama pemangku kepentingan mengembangkan desa wisata, 5. Masyarakat harus menjadi pusat pembangunan pariwisata desa, 6. Masyarakat menjaga dan melestarikan warisan budaya lokal, dan 7. Masyarakat mendukung nilai-nilai Pancasila.

Hasil praktik di Dewi Tinalah dalam monitoring dan evaluasi desa wisata di karekterisitik mayarakat desa, dalam perjalanan desa wisata mayarakat memiliki parsitifatif yang tinggi, masyarakat desa terlibat secara aktif dalam pengelolaan desa wisata Tinalah, kegiatan kepemanduan, penyediaan kuliner dan homestay serta berbagai kegiatan atraksi desa wisata. Masyarakat Dewi Tinalah memiliki pola pikir terbuka untuk berinteraksi dengan wisatawan. Dengan adanya desa wisata, masyarakat menjadi subjek pembanguan pariwisata desa dan semakin memberikan peran untuk menjaga dan melestarikan budaya (merti bumi tinalah, wiwitan, baritan, saparan, seni budaya dan kuliner) dengan tetap menjaga nilai-nilai Pancasila yang menjadi landasan dan falsafah berbangsa dan bernegara.

Karakteristik Sektor Industri Pariwisata

Keberadaan desa wisata tidak terlepas dari konsep usaha, dalam hal ini adalah usaha pariwisata berbasis masyarakat (community based tourism) yang juga masuk dalam industri pariwisata, terdapat indikator desa wisata sebagai industri, 1. Peningkatan sejumlah warga yang bergelut di sektor usaha pariwisata, 2. Peningkatan pendapatan masyarakat dari kegiatan kepariwisataan di desa wisata, 3. Peningkatan modal dalam bentuk daya tarik, produk wisata, dan fasilitas pendukung di desa wisata, 4. Terdapat pertumbuhan  (jumlah dan kualitas) usaha pariwisata yang dikelola oleh masyarakat setempat di desa wisata, 5. Terdapat pelibatan industri pariwisata dalam mendorong UMKM, CSR, dan Bapak Asuh, 6. Terdapat industri kreatif desa, 7. Terdapat kemampuan mengundang investor PMA atau PMDN.

Dari perjalanan Dewi Tinalah, dalam sektor industri pariwisata terdapat peningkatan keterlibatan warga yang bergelur di sektor pariwisata seperti menjadi pemandu wisata, penyedia homestay, kuliner dan souvenir. Masyarakat juga terlibat secara swadaya untuk melakukan pengembangan Kedai Tinalah dengan urun dana (community crowdfunding). Sektor UMKM semakin tumbuh seperti Wingko Tinalah, Ingkung Tinalah, Kripik Pegagan, Kripik Gedebog Pisang, Souvenir, dan Merchandise yang sebagai bentuk industri kreatif desa.

Karakteristik Promosi dan Pemasaran Desa Wisata

Tidak kalah penting dalam menjalankan usaha perlu adanya promosi dan pemasaran. Desa wisata tidak terlepas dari hal tersebut, dalam promosi dan pemasaran desa wisata perlu indikator, 1. Peningkatan kunjungan wisatawan di desa wisata, 2. Peningkatan lama tinggal wisatawan di desa wisata, 3. Peningkatan pangsa pasar / market share, 4. Peningkatan minat / permintaan pasar terhadap desa wisata, 5. Peningkatan pengeluaran wisatawan, 6. Peningkatan kunjungan ulang, 7. Peningkatan publikasi desa wisata.

Dewi Tinalah telah menerapkan strategi promosi dan pemasaran gerilya (Guerrilla Marketing) baik secara offline maupun online. Dari kegiatan tersebut terbukti meningkatkan kunjungan wisatawan 3x lipat di tahun 2016, dan ditahun 2017-2019 semakin bertambah (5x lipat). Dengan promosi dan pemasaran ini meningkatkan lama tinggal wisatawan di desa wisata dengan rata-rata menginap 2-3 hari. Selain itu peningkatan pangsa pasar suga semakin meningkat. Dan terdapat kunjungan ulang oleh wisatawan yang pernah datang di Dewi Tinalah. Setiap tahun pubikasi Dewi Tinalah semakin meningkat.


Strategi utama Dewi Tinalah dalam menjalankan promos dan pemasaran adalah dengan Pemasaran Online (Digital Marketing). Dewi Tinalah memanfaatkan Big Data dan Internet of Things untuk menganalisa pasar, target market, jumlah market, dan preferesni wisatawan terhadap kegiatan wisata. Dewi Tinalah memanfaatkan media sosial (Instagram, Youtube, Facebook, Pinterest, LinkedIn, WhatsApp), Web dan Landing Page, Aplikasi Mobile, Layanan Fitur Google Workspace.

Itu tadi langkah dan kriteria monitoring dan evaluasi desa wisata. Dengan kegiatan ini desa wisata akan tahu sudah sampai mana tahapan yang dicapai dan hal apa saja yang belum dilakukan. Monitoring dan evaluasi dapat juga dijadikan sebagai strategi atau rencana lanjutan pengembangan suatu desa wisata.


Strategi pengembangan desa wisata dari merintis hingga maju


Dapatkan Panduan Strategi Pengembangan Desa Wisata, praktik terbaik dari Desa Wisata Tinalah, telah berhasil melewati tahap merintis desa wisata dan sekarang menjadi desa wisata Maju. Temukan peta jalan dan duplikasi cara dari Desa Wisata Tinalah.


Bagi Anda yang ingin belajar terkait dengan proses merintis dan mengembangkan desa wisata dapat menghubungi Dewi Tinalah sebagai salah satu desa wisata terbaik Indonesia yang menerima Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Selain itu Dewi Tinalah juga terdapat program penelitian, magang dan pemberdayaan masyarakat, maupun Tri Darma Univeristas.  Hubungi Dewi Tinalah melalui tombol chat Whatsapp atau di 085729546678.

Mindset Bertumbuh Infinite Game untuk Kembangkan Desa Wisata Berkelanjutan

Dewi Tinalah - Masyarakat dan desa merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan sejak jaman lampau. Masyarakat pun sudah pandai dan lihai akan potensi desa dan dirinya. Terbukti kini pun hadir ruang baru dengan desa wisata.


mindset-bertumbuh-infintife-game-untuk-kembangkan-desa-wisata-berkelanjutan-


Melihat potensi yang ada, masyarakat di kawasan Sungai Tinalah di Kalurahan Purwoharjo pun pandai melihat peluang akan potensi desa. Alam, Budaya dan segala seluk beluk kehidupan di desa menjadikan tantangan bagi masyarakat untuk terus menjadi kontributor, baik secara jangka pendek dan jangka panjang.


Pola pikir masyarakat di Desa Wisata Tinalah www.dewitinalah.com pun kini bertumbuh, pemikiran bahwa "Make money to do good," sudah tidak relevan lagi. "Do good making money"-lah yang menjadi prinsip kontribusi masyarakat bahkan sampai budaya kegiatan di desa wisata.


Do Good making money ini yang terwujud dalam setiap kontribusi desa wisata. Masyarakat dengan kemampuan diri masing-masing berkontribusi secara baik melalui pemikiran dan skillnya. Misal dengan menjadi pemandu terbaik dalam setiap sesi Kegiatan Wisata.


Desa Wisata berkelanjutan ibarat pola The Infinite Game, Menjadi masyarakat kontributor yang memunculkan keberanian tak terbatas, untuk menemukan keberanian mengoptimalkan kemampuan di desa wisata.


Desa Wisata bukanlah permainan terbatas seperti sepak bola ataupun catur. Mengadopsi pola pikir tak terbatas membangun tim, organisasi, karier, dan kehidupan yang lebih kuat, lebih inovatif, dan menginspirasi. Pada akhirnya, masyarakat di Desa Wisata yang hidup dengan pola pikir tak terbatas adalah orang-orang yang memimpin generasi semua menuju masa depan.

4 Desa Wisata Kulon Progo Raih Penghargaan Nasional

Dewi Tinalah - Kulon Progo merupakan Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mayoritas kawasan pegunungan dan pertanian dengan kearifal lokal dan budaya yang kental. Terdapat beberapa desa wisata di Kulon Progo yang telah meraih penghargaan tingkat nasional.


Desa Wisata Kulon Progo Raih Penghargaan Nasional

Penghargaan yang diraih ini tentu merupakan hasil proses panjang dari semangat masyarakat untuk mengoptimalkan potensi yang ada di desa, baik alam, sejarah, budaya, dan potensi lainnya. Desa Wisata Kulon Progo menjadi salah satu desa wisata yang telah mendapatkan penghargaan tingkat nasional. Berikut daftar desa wisata Kulon Progo yang telah mendapatkan penghargaan nasional.


Desa Wisata Tinalah

Terkenal dengan Dewi Tinalah, pada tahun 2021 Desa Wisata Tinalah di Kecamatan / Kapanewon Samigaluh mendapatkan penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia dalam 50 Besar Desa Wisata Indonesia dari Kementrian Pariwisata Ekonomi Kreatif. Konten Kreatif dan Digitalisasi Desa Wisata Tinalah menjadi salah satu keunggulan dalam pengembangan daya tarik wisata. 


Penguatan digitalisasi membawa Dewi Tinalah menjadi satu-satunya desa wisata di Kulon Progo yang mendapatkan Anugerah Desa Wisata Indonesia. Pada tanggal 11 Oktober 2021, Dewi Tinalah secara resmi ditetapkan oleh Mas Menteri Sandiaga Uno sebagai salah satu desa wisata Terbaik Indonesia. Penilaian Anugerah Desa Wisata Indonesia meliputi daya tarik wisata, homestay, CHSE, toilet, souvenir, digitalisasi, konten kreatif.


Dengan penghargaan ini Dewi Tinaah akan mendapatkan pendampingan untuk pengembangan desa wisata berkelanjutan lintas sektor kementrian, seperti Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementrian Pedesaan dan Daerah Tertinggal, Kementrian Komunikasi dan Informatika, Kementrian Koperasi dan UKM.


Baca Juga: Layanan Study Banding Desa Wisata


Desa Wisata Jatimulyo

Desa Wisata yang berlokasi di Kecamatan / Kapanewon Girimulyo ini meraih penghargaan sebagai Desa Wisata Berkelanjutan (2/3/2021). Penghargaan ini mengacu pada pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, serta pelestarian lingkungan yang kemudian diintegrasikan dalam Aspek Pedoman Desa Wisata yaitu Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas, Sumber Daya Manusia, Masyarakat, Industri, Promosi dan Pemasaran.


Desa Wisata Nglinggo

Penghargaan bergengsi juga didapatkan Desa Wisata Nglinggo, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia memberikan apresiasi usaha masyarakat dalam pengelolaan Community Based Tourism (CBT) dan Homestay (5/12/2018). Desa Wisata Nglinggo  meraih juara 1 dalam kategori pengelola Community Based Tourism dan Homestay Rejo meraih juara 1 dalam kategori pengelolaan Homestay.


Desa Wisata Kalibiru

Desa Wisata Kalibiru di tahun 2017 sebagai destinasi wisata meraih penghargaan Anugerah Pesona Indonesia.  Kegiatan Anugerah Pesona Indonesia membantu dalam memberitakan dan mempromosikan berbagai obyek dan tujuan wisata di Indonesia. Penilaian dalam Anugerah Pesona Indonesia 2017 dilakukan dengan pemungutan suara. Suara yang masuk sebanyak 213.820, meningkat 4 kali lipat dari tahun sebelumnya. Kalibiru meraih juara ketiga kategori wisata Dataran Tinggi Terpopuler.


Itu tadi daftar desa wisata Kulon Progo yang telah mendapatkan penghargaan tingkat nasional. Semoga desa wisata ini menjadi inspirasi desa-desa wisata lain di Kulon Progo dan Yogyakarta untuk tetap semangat dalam pengembangan desa wisata berkelanjutan. Bagi Anda yang ingin study banding desa wisata dapat menghubungi narabubung Desa Wisata Tinalah. 

Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Belajar Pengelolaan Desa Wisata di Dewi Tinalah

Dewi Tinalah – 28 Oktober 2021 Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta berkunjung ke Desa Wisata Tinalah Bersama pengelola kampung wisata Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan pelatihan kampung / desa wisata berbasis mayarakat di Kota Jogja yang telah diselenggarakan secara rutin tiap tahunnya.


Tujuan pengembangan desa wisata / kampung wisata tentu adalah pemberdayaan masyarakatnya dengan segala potensi yang dimiliki. Dengan pengembangan desa wisata berbasis masyarkat ini nantinya akan membawa dampak positif untuk lingkungan, sosial, dan ekonomi.


Contoh potensi desa wisata di Dewi Tinalah berbasis alam dapat menjadi wawasan baru bagi rekan-rekan pengelola kampung wisata di Yogyakarta. Dengan modal alam Dewi Tinalah dapat menjadi salah satu desa wisata terbaik Indonesia dalam 50 besar desa wisata Indonesia – Anugerah Desa Wisata Indonesia dari Kemenparekraf.


Dalam kesempatan kunjungan ini pengelola Dewi Tinalah menyampaikan tentang pengertian pengelolaan desa wisata, proses perencanaan, proses organisasi, proses koordinasi, dan proses kontrol terhadap sumberdaya untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efesien. Efektif : tujuan dicapai sesuai rencana, sedangkan efisien : tugas dijalankan dengan benar, terorganisir dan selesai sesuai jadwal / rencana (Griffin RW).

Kampung wisata Yogyakarta yang berbasis dengan sejarah, arsitektur, dan bangunan heritage dapat juga melakukan kolaborasi dengan pihak pengelola tersebut. Hal ini yang juga dilakukan oleh desa wisata Tinalah berkolaborasi dengan Situs Rumah Sandi Negara yang berada di bawah pengelolaan Museum Sandi Yogyakarta.

Potensi Bangunan bersejarah seperti Rumah Sandi menjadi salah satu percontohan bagi kampung wisata Jogja untuk bisa mengoptimalkan potensi lingkungan yang ada di kota. Pengelolaan desa wisata yang optimal menjadi penting untuk pengembangan kampung wisata secara berkelanjutan.

Pentingnya Transformasi Digital Desa Wisata

Meski berada di desa, pola pikir atau mindset untuk tumbuh / grow mindset harus dimiliki oleh masyarakat desa. Hal ini menjadi sangat vital, karena pola pikir akan membawa perubahan besar bagi pengelolaan desa / kampung wisata.


Galuh Alif Fahmi Rizki selaku pengelola Desa Wisata Tinalah menjelaskan pentingnya SDM desa wisata memiliki keterbukaan untuk kondisi saat ini. Kemajuan TIK dan Internet menjadi senjata bagi desa wisata untuk tetap eksis / berkelanjutan. Tentu hal ini harus diimbangi dengan kondisi internal desa wisata untuk siap menyajikan paket - paket wisata yang sesuai.

Saat ini Dewi Tinalah telah menerapkan Internet of Things (IoT) untuk melacak kata kunci pencarian wisatawan. Dewi Tinalah saat ini telah mampu menjadi salah satu penyedia informasi pengembangan desa wisata. Dewi Tinalah berhasil menempati posisi halaman satu Google untuk kata-kata kunci tertentu yang dicari wisatawan.

Pemanfaatan media sosial tidak kalah penting harus selalu diptimalkan dari media sosial Instagram, Facebook, Youtube. Selain itu desa wisata harus mampu mengelola data informasi melalui web. Dewi Tinalah juga telah memanfaatkan fiture dari Google Workspace seperti Google Slide, Google FOrm, Google Doc, Google Bisnisku dan Map.

Bagi Anda yang ingin melakukan Study Banding Desa Wisata dapat menghubungi kontak Dewi Tinalah melalui tombol WA di web ini. Kesempatan seru untuk bisa belajar dari Dewi Tinalah tentang kelembagaan, SDM, promosi, dan pengembangan desa wisata berkelanjutan.
Kelas Digital Marketing Kelas Digital Marketing