Desa Wisata Tinalah -->
Paket Wisata Jogja Dewi Tinalah

Definisi dan Konsep Potensi Wisata Serta Contoh Jenisnya

Definisi dan Konsep Potensi Wisata Serta Contoh Jenisnya
Potensi Alam di Desa Wisata Tinalah untuk kegiatan Hiking

Membicarakan pariwisata, erat sekali dengan penyebutan potensi wisata. Hal ini tentu menjadi pertanyaan mendasar, apa definisi dan konsep potensi wisata serta contoh jenisnya?  Di artikel ini akan dibahas mengenai pemahaman tentang definis dan konsep dari potensi wisata tersebut dan juga apa saja jenis-jenis potensi wisata.


Pengertian atau Definisi dan Konsep Potensi Wisata

Potensi wisata merujuk pada semua aspek dan elemen yang dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi. Potensi ini mencakup keunikan, keindahan, dan nilai yang dimiliki oleh sebuah lokasi yang dapat memberikan pengalaman berharga dan berbeda bagi pengunjung. 


Baca Juga: Pariwisata adalah: Pengertian, Karakteristik, Manfaat, dan Promosi

Potensi wisata bisa berasal dari berbagai faktor seperti alam, budaya, sejarah, hingga fasilitas buatan yang sengaja dibuat untuk menarik wisatawan.


Jenis Potensi Wisata

Dalam mengidentifikasi potensi wisata, kita dapat mengelompokkannya ke dalam beberapa kategori utama berdasarkan karakteristiknya sebagai berikut:


Potensi Alam (Natural Attractions)

Pegunungan: Contoh dari potensi wisata alam ini adalah pemandangan gunung yang indah, jalur pendakian, dan aktivitas outdoor seperti hiking dan camping. Pegunungan menawarkan suasana sejuk dan panorama yang memikat, yang bisa menjadi daya tarik besar bagi wisatawan yang mencari pengalaman alam.


Pantai: Pantai menawarkan berbagai aktivitas seperti berenang, snorkeling, diving, dan berjemur. Keindahan alam bawah laut dan keunikan pasir serta ombaknya menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan.


Hutan: Hutan tropis, hutan lindung, dan taman nasional merupakan potensi wisata yang menawarkan keindahan alam, keanekaragaman hayati, dan aktivitas seperti trekking, bird watching, dan edukasi lingkungan.


Potensi Budaya (Cultural Attractions)

Tari Tradisional: Tari tradisional merupakan salah satu bentuk ekspresi budaya yang unik dan menarik. Wisatawan bisa menyaksikan pertunjukan tari dan bahkan belajar tarian tersebut.


Festival: Festival budaya lokal, seperti festival musik, festival makanan, dan perayaan tradisional, menarik wisatawan dengan keunikan dan kekayaan tradisi lokal.


Kesenian dan Kerajinan: Pembuatan kerajinan tangan, batik, anyaman, dan seni rupa lokal yang bisa dipelajari dan dibeli oleh wisatawan sebagai oleh-oleh khas.


Potensi Sejarah (Historical Attractions)

Situs Bersejarah: Situs bersejarah seperti candi, kastil, benteng, dan monumen memberikan wawasan tentang masa lalu suatu daerah. Wisatawan yang tertarik dengan sejarah akan menemukan tempat-tempat ini menarik untuk dijelajahi.


Museum: Museum menyimpan berbagai koleksi artefak, seni, dan informasi tentang sejarah dan budaya suatu daerah. Ini merupakan tempat edukatif yang sangat menarik bagi wisatawan.


Potensi Buatan (Man-Made Attractions)

Taman Hiburan: Taman hiburan dengan berbagai wahana dan atraksi menawarkan hiburan bagi keluarga dan wisatawan dari segala usia.


Fasilitas Olahraga: Arena olahraga, lapangan golf, pusat kebugaran, dan tempat-tempat untuk olahraga air menawarkan aktivitas rekreasi yang dapat menarik wisatawan yang gemar berolahraga.


Dengan memahami dan mengidentifikasi berbagai potensi wisata ini, kita dapat merencanakan dan mengembangkan strategi untuk mengoptimalkan daya tarik setiap kategori, serta mengintegrasikan berbagai elemen tersebut untuk menciptakan pengalaman wisata yang holistik dan memikat bagi para pengunjung. 


Identifikasi potensi wisata ini juga membantu dalam menyusun paket wisata yang beragam dan menarik, serta mengelola sumber daya wisata secara berkelanjutan. Ingin belajar pengembangan pariwisata berbasis alam dan masyarakat? Anda dapat berkunjung ke Desa Wisata Tinalah secara langsung atau dapat mengikuti kelas online pariwisata desa wisata.

Galuh Alif Fahmi Rizki: Dosen Praktisi yang Menginspirasi dalam Program Praktisi Mengajar Kampus Merdeka

 galuh-alif-fahmi-rizki-dosen-praktisi-yang-menginspirasi-dalam-program-praktisi-mengajar-kampus-merdeka


Galuh Alif Fahmi Rizki berkesempatan menjadi Dosen Praktisi di program Praktisi Mengajar Kampus Merdeka. Program ini diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia agar lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk masuk ke dunia kerja. Sebagai upaya untuk membangun bangsa dan mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kampus dengan kontribusi langsung dari praktisi yang berpengalaman.

Latar Belakang Program Praktisi Mengajar

Program Praktisi Mengajar dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan antara keahlian lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan dunia kerja. Seringkali, dunia kerja mengeluhkan kualitas lulusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Menindaklanjuti tantangan tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menginisiasi program ini untuk mendorong kolaborasi aktif antara perguruan tinggi dan dunia kerja. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan relevansi mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga lulusan lebih siap berkarya di dunia nyata.

Ikuti Sekarang: Kelas Online Strategi Pengembangan Desa Wisata di Dewi Tinalah

Melalui program ini, proses alih pengetahuan dan keahlian dari dunia kerja ke sivitas akademika dapat terus berkesinambungan. Perguruan tinggi akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang lebih kompeten dan siap bersaing di dunia kerja.

Galuh Alif Fahmi Rizki: Praktisi Berpengalaman dari Desa Wisata Tinalah

Galuh Alif Fahmi Rizki adalah seorang praktisi yang berpengalaman dalam mengelola Desa Wisata Tinalah sejak tahun 2013. Pengalaman ini menjadi sumber belajar yang berharga bagi mahasiswa, sekaligus membuka peluang kolaborasi baru antara perguruan tinggi dan industri pariwisata. Desa Wisata Tinalah, di bawah pengelolaan Galuh, telah berkembang pesat menjadi destinasi wisata yang dikenal luas. Pengalaman ini memberikan Galuh wawasan yang mendalam tentang pengelolaan destinasi wisata, strategi pemasaran, pengembangan produk wisata, serta adopsi teknologi digital dalam pengelolaan pariwisata.

Selain mengelola Desa Wisata Tinalah, Galuh juga berpengalaman dalam penerapan teknologi pembelajaran. Beliau telah mengembangkan berbagai sumber belajar digital yang diterapkan di Desa Wisata Tinalah. Pengalaman ini menjadikan Galuh sebagai narasumber yang sangat relevan dalam program Praktisi Mengajar, karena mampu memberikan wawasan praktis dan contoh nyata penerapan teknologi dalam pengelolaan pariwisata.

Penguatan dan Manfaat dalam Pengembangan Pariwisata

Dengan bergabungnya Galuh Alif Fahmi Rizki dalam program Praktisi Mengajar, mahasiswa akan mendapatkan banyak manfaat. Pertama, mahasiswa akan memperoleh wawasan langsung dari praktisi yang berpengalaman dalam mengelola destinasi wisata. Hal ini sangat penting untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang industri pariwisata, yang seringkali tidak dapat diperoleh hanya dari teori di kelas.

Akses sekarang: Jelajah Desa Wisata Tinalah Virtual

Kedua, pengalaman Galuh dalam adopsi teknologi digital dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan praktis kepada mahasiswa tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mengelola dan mempromosikan destinasi wisata. Dengan demikian, mahasiswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan industri pariwisata yang semakin digital dan dinamis.

Ketiga, melalui kolaborasi ini, perguruan tinggi dapat mengembangkan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan industri pariwisata. Mata kuliah yang diajarkan akan lebih sesuai dengan perkembangan terkini di industri, sehingga lulusan lebih siap untuk bekerja dan berkontribusi secara efektif di sektor pariwisata.

Dampak Positif bagi Desa Wisata Tinalah

Partisipasi Galuh dalam program ini juga memberikan dampak positif bagi Desa Wisata Tinalah. Melalui kolaborasi dengan perguruan tinggi, Desa Wisata Tinalah dapat memperoleh akses ke penelitian dan inovasi terbaru yang dapat diterapkan untuk mengembangkan destinasi wisata. Selain itu, mahasiswa yang terlibat dalam program ini dapat memberikan ide-ide segar dan inovatif yang dapat meningkatkan daya tarik dan kualitas layanan di Desa Wisata Tinalah.

Baca Juga: Pengembangan Desa Wisata di Era Digital Bersama Galuh Alif Fahmi Rizki

Kesimpulannya, partisipasi Galuh Alif Fahmi Rizki dalam program Praktisi Mengajar Kampus Merdeka merupakan langkah yang sangat positif untuk mengatasi kesenjangan antara pendidikan dan dunia kerja. Dengan menggabungkan pengalaman praktisi dan teori akademis, program ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang lebih kompeten, siap kerja, dan mampu berkontribusi dalam pengembangan pariwisata di Indonesia.

 

Ingin berkolaborasi dengan Praktisi Galuh Alif Fahm Rizki? Anda dapat terhubung dengan kotak WA beliau melalui WhatsApp 085729546678. Mari berkolaborasi untuk pengembangan pariwisata yang berkelajutan dan berketahanan.

Laptop Asus ROG vs. TUF: Mana yang Lebih Baik untuk Gaming?

laptop-asus-rog-vs-tuf-mana-yang-lebih-baik-untuk-gaming

Ketika membahas tentang laptop gaming, Asus adalah salah satu merek yang paling terkenal dan terpercaya. Asus memiliki dua seri utama laptop gaming yang sering menjadi pilihan para gamer: ROG (Republic of Gamers) dan TUF (The Ultimate Force). Keduanya menawarkan performa yang luar biasa, namun memiliki perbedaan signifikan yang bisa mempengaruhi keputusan Anda dalam memilih laptop gaming. Artikel ini akan membahas perbedaan utama antara seri ROG dan TUF serta memberikan rekomendasi laptop gaming terbaik dari masing-masing seri, dengan ASUS ROG Zephyrus G14 sebagai pilihan utama.

 

Mengenal Laptop Asus

Asus adalah perusahaan teknologi asal Taiwan yang telah lama dikenal sebagai produsen laptop berkualitas tinggi. Dalam dunia gaming, Asus dikenal melalui dua lini produknya: ROG dan TUF. Seri ROG dirancang untuk gamer profesional yang menginginkan performa terbaik dan fitur-fitur canggih. Di sisi lain, seri TUF menawarkan daya tahan yang tinggi dan harga yang lebih terjangkau, menjadikannya pilihan yang menarik bagi gamer dengan budget terbatas.
 

Perbedaan Seri ROG vs TUF

Asus memiliki dua seri utama laptop gaming yang sering menjadi pilihan para gamer: ROG (Republic of Gamers) dan TUF (The Ultimate Force). Meskipun keduanya menawarkan performa tinggi, ada beberapa perbedaan signifikan antara kedua seri ini yang dapat mempengaruhi keputusan Anda dalam memilih laptop gaming. Berikut adalah perbedaan utama antara seri ROG dan TUF:

 

1. Desain dan Kualitas Build

ROG: Laptop Asus ROG biasanya memiliki desain yang lebih mencolok dengan pencahayaan RGB yang bisa disesuaikan. Material yang digunakan pada laptop ROG juga cenderung lebih premium, memberikan kesan elegan dan kokoh. Desainnya sangat futuristik dan stylish, menarik perhatian banyak gamer.

TUF: Seri TUF, di sisi lain, dikenal dengan desain yang lebih sederhana dan tangguh. Material yang digunakan umumnya lebih tahan lama dan memiliki sertifikasi MIL-STD-810G yang menunjukkan ketahanannya terhadap kondisi ekstrim. Meski tidak semewah ROG, laptop TUF tetap terlihat menarik dan solid.
 

2. Performa

ROG: Laptop ROG seringkali dilengkapi dengan hardware terbaru dan terbaik. Prosesor Intel Core i7 atau i9 dan GPU NVIDIA GeForce RTX kelas atas adalah standar pada seri ini. ROG dirancang untuk memberikan performa maksimal tanpa kompromi, baik untuk gaming maupun multitasking berat.

TUF: Laptop TUF biasanya menggunakan hardware yang sedikit lebih rendah dibandingkan ROG, seperti prosesor Intel Core i5 atau i7 dan GPU NVIDIA GeForce GTX atau RTX kelas menengah. Meskipun demikian, performa yang ditawarkan masih sangat baik untuk gaming, terutama bagi mereka yang tidak membutuhkan performa ekstrem.
 

3. Sistem Pendingin

ROG: Sistem pendingin pada laptop ROG biasanya lebih canggih dengan teknologi pendinginan terbaru. Ini penting untuk menjaga performa tetap optimal selama sesi gaming yang panjang dan intens. ROG sering dilengkapi dengan beberapa kipas dan teknologi pendingin cair untuk mengurangi suhu panas.

TUF: Sistem pendingin pada laptop TUF juga cukup baik, namun tidak sekompleks ROG. TUF mengandalkan desain pendinginan yang efisien dengan beberapa kipas untuk menjaga suhu tetap stabil. Meskipun tidak sekuat ROG, sistem pendingin TUF masih mampu menangani beban gaming dengan baik.
 

4. Harga

ROG: Karena menggunakan hardware premium dan fitur canggih, laptop ROG cenderung lebih mahal. Harga yang lebih tinggi ini mencerminkan kualitas dan performa yang ditawarkan.

TUF: Laptop TUF menawarkan performa yang sangat baik dengan harga yang lebih terjangkau. Ini membuatnya menjadi pilihan menarik bagi gamer yang ingin mendapatkan laptop gaming berkualitas tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

Memilih antara ASUS ROG dan TUF tergantung pada kebutuhan dan anggaran Anda. Jika Anda mencari performa maksimal, fitur-fitur canggih, dan desain premium, seri ROG adalah pilihan yang tepat. Namun, jika Anda menginginkan laptop gaming dengan harga yang lebih terjangkau namun tetap memiliki performa yang baik dan daya tahan tinggi, seri TUF adalah pilihan yang sangat baik. Keduanya menawarkan kualitas dan performa yang luar biasa, menjadikannya pilihan utama di dunia gaming.

 

Rekomendasi Laptop Gaming

Memilih laptop gaming yang tepat dapat meningkatkan pengalaman bermain game Anda secara signifikan. Asus memiliki berbagai pilihan laptop gaming yang menawarkan kombinasi performa tinggi, desain menarik, dan fitur canggih. Berikut adalah tiga rekomendasi laptop gaming dari Asus yang layak dipertimbangkan:

 

Asus ROG Zephyrus


1. ASUS ROG Zephyrus G14

ASUS ROG Zephyrus G14 adalah pilihan terbaik dari seri ROG. Laptop ini ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 9 dan kartu grafis NVIDIA GeForce RTX 3060, yang mampu menjalankan game-game terbaru dengan lancar. Dengan RAM 16GB dan penyimpanan SSD 1TB, Zephyrus G14 menawarkan kecepatan dan kapasitas yang cukup untuk kebutuhan gaming dan multitasking Anda. Layar 14 inci dengan resolusi 1440p dan refresh rate 120Hz memastikan visual yang tajam dan halus. Selain itu, sistem pendingin yang canggih menjaga laptop tetap dingin meskipun digunakan untuk gaming intensif. Desainnya yang ringan dan ramping membuatnya mudah dibawa ke mana saja, menjadikannya pilihan ideal untuk gamer yang sering bepergian.
 

2. ASUS TUF Gaming A15

ASUS TUF Gaming A15 adalah salah satu pilihan terbaik dari seri TUF. Laptop ini menawarkan keseimbangan antara performa dan harga. Ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 7 dan kartu grafis NVIDIA GeForce RTX 2060, laptop ini mampu menjalankan berbagai game dengan baik. RAM 16GB dan penyimpanan SSD 512GB memastikan kecepatan dan kapasitas yang memadai. Layar 15,6 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 144Hz memberikan visual yang halus dan tajam. Sertifikasi MIL-STD-810H memastikan bahwa laptop ini tahan banting dan mampu bertahan dalam berbagai kondisi.
 

3. ASUS ROG Strix Scar 17

Untuk gamer yang mencari layar besar dan performa tinggi, ASUS ROG Strix Scar 17 adalah pilihan yang tepat. Laptop ini dilengkapi dengan prosesor Intel Core i9 dan kartu grafis NVIDIA GeForce RTX 3080, memberikan kekuatan yang dibutuhkan untuk menjalankan game AAA dengan pengaturan grafis maksimal. RAM 32GB dan SSD 2TB memastikan performa dan kapasitas penyimpanan yang luar biasa. Layar 17,3 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 300Hz menawarkan pengalaman gaming yang sangat halus dan imersif. Sistem pendingin yang efisien menjaga suhu tetap stabil selama sesi gaming yang panjang.

 

Memilih antara ASUS ROG dan TUF tergantung pada kebutuhan dan anggaran Anda. Jika Anda mencari performa maksimal dan fitur-fitur canggih, seri ROG adalah pilihan yang tepat. Namun, jika Anda menginginkan laptop gaming dengan harga yang lebih terjangkau namun tetap memiliki performa yang baik, seri TUF adalah pilihan yang sangat baik. Dengan berbagai pilihan di atas, Anda dapat menemukan laptop gaming yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi Anda.

Pengertian FGD (Focus Group Discussion) beserta Contoh dan Manfaatnya untuk Desa Wisata

Di sektor pariwisata terlebih di desa wisata tidak terlepas dari adanya Focus Group Discussion. Lalu apa itu Focus Group Discussion serta contoh dan manfaatnya di desa wisata? Pengertian Focus Group Discussion (FGD) adalah metode pengumpulan data kualitatif yang melibatkan diskusi kelompok kecil peserta yang dipandu oleh moderator. 


pengertian-fgd-focus-group-discussion-beserta-contoh-dan-manfaatnya-untuk-desa-wisata

Diskusi ini difokuskan pada topik atau isu tertentu yang ingin diteliti atau dievaluasi. Peserta FGD dipilih secara representatif dari kelompok sasaran yang relevan, dan tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang persepsi, pandangan, dan pengalaman peserta terkait dengan topik yang dibahas.


Tujuan diadakannya Focus Group Discussion

Di desa wisata, FGD memiliki banyak tujuan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:


Mendapatkan Wawasan Mendalam

FGD bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pandangan, sikap, dan pengalaman peserta terkait dengan topik tertentu. Dalam konteks desa wisata, FGD dapat membantu pengelola untuk memahami preferensi dan harapan wisatawan serta masukan dari masyarakat lokal terkait pengembangan dan pengelolaan desa wisata.


Mengidentifikasi Masalah dan Solusi

FGD dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah atau tantangan yang dihadapi oleh desa wisata dan mencari solusi bersama dengan partisipasi aktif peserta. Diskusi ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk berbagi pandangan mereka dan merumuskan strategi yang lebih efektif.


Mendukung Pengambilan Keputusan

Hasil dari FGD dapat menjadi dasar bagi pengambil keputusan dalam merencanakan dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam pengembangan desa wisata. Diskusi yang terarah dan mendalam memungkinkan para pengelola desa wisata untuk membuat keputusan yang lebih informasional dan berbasis bukti.


Mendorong Partisipasi dan Keterlibatan

FGD juga dapat menjadi sarana untuk mendorong partisipasi dan keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam proses pengembangan desa wisata. Dengan melibatkan mereka dalam diskusi dan pengambilan keputusan, akan tercipta rasa memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap kesuksesan desa wisata.


Proses Pelaksanaan FGD

Terdapat proses pelaksanaan FGD yang dilakukan di desa wisata, proses tersebut meliputi:

  • Perencanaan, yaitu tahap awal dalam pelaksanaan FGD adalah perencanaan. Ini melibatkan penentuan tujuan, pemilihan peserta yang representatif, penyusunan panduan diskusi, dan penjadwalan waktu dan tempat yang sesuai.
  • Pelaksanaan pada saat pelaksanaan FGD, moderator memandu diskusi sesuai dengan panduan yang telah disiapkan. Peserta diajak untuk berbagi pandangan, pengalaman, dan pendapat mereka terkait dengan topik yang dibahas. Diskusi berlangsung secara terstruktur dan terarah, dengan moderator memastikan bahwa semua aspek yang relevan dibahas.
  • Analisis Data, yaitu setelah FGD selesai, data yang diperoleh dari diskusi direkam dan dianalisis. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi pola, tema, atau temuan yang muncul dari diskusi. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi yang dapat digunakan dalam pengembangan desa wisata.
  • Pelaporan dan Implementasi, berdasarkan hasil dari FGD kemudian disusun dalam bentuk laporan atau ringkasan yang dapat digunakan oleh pengelola desa wisata. Rekomendasi yang dihasilkan dapat diimplementasikan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan selanjutnya terkait dengan pengembangan desa wisata.


Dengan melaksanakan FGD secara tepat, pengelola desa wisata dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan, preferensi, dan harapan dari masyarakat lokal dan wisatawan, serta mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat meningkatkan pengalaman wisata dan keberlanjutan desa wisata.


Contoh-contoh FGD di Desa Wisata

Banyak sekali contoh-contoh Focus Group Discussion yang dilakukan di Desa Wisata Tinalah, terdapat beberapa contoh sebagai berikut:


1. FGD untuk Mengevaluasi Pengalaman Wisatawan

Dalam FGD ini, peserta yang terdiri dari wisatawan yang telah mengunjungi desa wisata akan diminta untuk berbagi pengalaman mereka selama berkunjung. Moderator akan mengajukan pertanyaan terkait kesan, kepuasan, dan harapan mereka terhadap pengalaman wisata di desa tersebut. Contoh pertanyaan yang mungkin diajukan adalah tentang atraksi yang paling disukai, kualitas layanan, infrastruktur yang tersedia, dan saran untuk perbaikan. Hasil dari FGD ini akan memberikan wawasan berharga tentang apa yang perlu ditingkatkan atau disempurnakan dalam pengelolaan dan pengembangan desa wisata.


2. FGD untuk Merumuskan Pengembangan Produk Wisata

Dalam FGD ini, peserta yang terdiri dari masyarakat lokal, pemangku kepentingan terkait, dan pakar pariwisata akan berkumpul untuk mendiskusikan ide dan gagasan baru terkait pengembangan produk wisata di desa. Diskusi akan berfokus pada identifikasi potensi dan keunikan desa, serta pengembangan produk wisata yang dapat menarik wisatawan. Contoh pertanyaan yang diajukan mungkin termasuk tentang potensi budaya, alam, dan sejarah desa, serta jenis aktivitas atau pengalaman wisata yang dapat ditawarkan kepada pengunjung.


3. FGD untuk Merencanakan Strategi Pemasaran

Dalam FGD ini, peserta yang terdiri dari tim pemasaran desa wisata, ahli pemasaran, dan perwakilan dari industri pariwisata akan berkumpul untuk merumuskan strategi pemasaran yang efektif. Diskusi akan mencakup identifikasi target pasar, saluran distribusi, pesan pemasaran, dan kegiatan promosi yang dapat dilakukan. Contoh pertanyaan yang diajukan mungkin termasuk tentang preferensi dan perilaku konsumen, trend pemasaran terkini, dan strategi komunikasi yang efektif.


4. FGD untuk Mengidentifikasi Masalah dan Solusi dalam Pengelolaan Desa Wisata

Dalam FGD ini, peserta yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan seperti masyarakat lokal, pengelola desa wisata, dan perwakilan pemerintah akan berkumpul untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam pengelolaan desa wisata dan merumuskan solusi yang tepat. Diskusi akan mencakup berbagai aspek seperti infrastruktur, pengelolaan lingkungan, kualitas layanan, dan partisipasi masyarakat. Contoh pertanyaan yang diajukan mungkin termasuk tentang hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengembangan desa wisata, peluang untuk peningkatan, dan langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk memperbaiki situasi.


Dengan melaksanakan FGD untuk berbagai tujuan seperti evaluasi pengalaman wisatawan, pengembangan produk wisata, strategi pemasaran, dan identifikasi masalah serta solusi, desa wisata dapat memperoleh masukan yang berharga untuk meningkatkan pengalaman wisata, mengembangkan produk yang menarik, dan meningkatkan keberlanjutan pengelolaan desa wisata secara keseluruhan.


Manfaat FGD bagi Pengembangan Desa Wisata

1. Memperoleh Wawasan dan Perspektif yang Lebih Luas

FGD memberikan kesempatan bagi berbagai pihak terkait, termasuk masyarakat lokal, pengelola desa wisata, dan pakar pariwisata, untuk berbagi pandangan, pengalaman, dan ide-ide mereka. Hal ini memungkinkan pengembang desa wisata memperoleh wawasan yang lebih luas tentang potensi, tantangan, dan peluang yang ada.


2. Mendorong Partisipasi Aktif Masyarakat Lokal

Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam FGD, mereka merasa lebih terlibat dan memiliki peran dalam pengembangan desa wisata. Hal ini dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keberhasilan proyek, serta memperkuat dukungan mereka terhadap inisiatif pengembangan desa wisata.


3. Mengidentifikasi Kebutuhan dan Preferensi Wisatawan

FGD membantu dalam mengumpulkan informasi tentang kebutuhan, keinginan, dan preferensi wisatawan. Dengan demikian, pengelola desa wisata dapat merumuskan produk dan layanan yang lebih sesuai dengan ekspektasi target pasar, meningkatkan daya tarik destinasi wisata, dan memenuhi harapan pengunjung.


4. Mendukung Pengambilan Keputusan yang Lebih Tepat dan Akurat

Hasil dari FGD memberikan pemahaman yang lebih baik tentang berbagai isu terkait pengembangan desa wisata, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat dan akurat. Ini membantu dalam perencanaan strategis, alokasi sumber daya, dan implementasi program yang efektif.


5. Meningkatkan Kualitas Produk dan Layanan Wisata

Dengan memahami kebutuhan dan harapan wisatawan melalui FGD, pengelola desa wisata dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan yang mereka tawarkan. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan pengunjung, memperkuat citra destinasi, dan meningkatkan daya saing desa wisata di pasar pariwisata.


6. Memperkuat Keterlibatan Stakeholder dalam Pengelolaan Desa Wisata

FGD membuka ruang untuk berbagai pihak terlibat dalam diskusi terbuka dan kolaboratif tentang pengembangan desa wisata. Ini membantu membangun hubungan yang kuat antara berbagai stakeholder, termasuk masyarakat lokal, pemerintah daerah, dan sektor pariwisata, serta memperkuat keterlibatan mereka dalam pengelolaan desa wisata secara keseluruhan.


Melalui FGD, pengembangan desa wisata dapat didukung dengan informasi yang lebih lengkap, partisipasi yang lebih luas, dan pengambilan keputusan yang lebih tepat, sehingga mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan desa wisata secara keseluruhan.


Langkah-langkah untuk Mengadakan FGD Digital Marketing di Desa Wisata

Dengan pengembangan digital marketing di Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) tentu telah menjadi hal yang penting, kemajuan digital marketing di Dewi Tinalah tidak terlepas dari kegiatan FGD, hal-halyang dilakukan dikegiatan FGD digital marketing Dewi Tinalah seperti berikut:


Menentukan Tujuan dan Cakupan Diskusi

Pertama-tama, tentukan dengan jelas tujuan dari FGD Digital Marketing yang akan diadakan di desa wisata. Apakah tujuannya untuk mengevaluasi strategi pemasaran digital yang sudah ada, mengidentifikasi peluang baru, atau merumuskan rencana digital marketing yang lebih efektif? Pastikan juga untuk menetapkan cakupan topik diskusi yang akan dibahas.


Memilih Partisipan yang Representatif

Pilihlah partisipan yang representatif dari berbagai kelompok terkait, seperti pengelola desa wisata, pelaku usaha lokal, perwakilan komunitas, pakar digital marketing, dan masyarakat umum. Partisipan yang beragam akan membantu memperoleh sudut pandang yang komprehensif dan mendalam.


Menyusun Panduan atau Daftar Pertanyaan

Persiapkan panduan diskusi atau daftar pertanyaan yang terstruktur dan sesuai dengan tujuan FGD. Pertanyaan dapat mencakup evaluasi terhadap strategi pemasaran digital yang sudah ada, analisis tren pasar, identifikasi kebutuhan dan keinginan target pasar, serta ide-ide untuk meningkatkan kehadiran digital desa wisata.


Menyusun Agenda dan Jadwal FGD

Buatlah agenda yang terinci dan jadwal yang jelas untuk FGD Digital Marketing. Tentukan durasi masing-masing sesi diskusi, termasuk waktu untuk presentasi, tanya jawab, dan diskusi kelompok. Pastikan untuk mengatur waktu yang cukup untuk setiap topik yang akan dibahas.


Mengadakan Sesi Diskusi dan Dokumentasi Hasil

Selanjutnya, laksanakan sesi diskusi sesuai dengan agenda yang telah disusun. Pastikan untuk memoderasi diskusi dengan baik agar semua partisipan dapat berkontribusi secara aktif. Selain itu, lakukan dokumentasi terhadap hasil diskusi, termasuk catatan, rekaman, atau resume yang dapat digunakan sebagai acuan untuk langkah-langkah selanjutnya.


Langkah-langkah tersebut, membuat FGD Digital Marketing di desa wisata akan dapat dijalankan secara efektif dan memberikan hasil yang berharga dalam mengembangkan strategi pemasaran digital yang lebih baik dan efisien.



Studi Kasus Keberhasilan Implementasi FGD di Desa Wisata Tinalah

Studi Kasus Keberhasilan Implementasi FGD di Desa Wisata Tinalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan tentang Desa Wisata

Desa Wisata Tinalah, yang terletak di daerah pedesaan yang indah, memutuskan untuk melaksanakan FGD untuk mengembangkan strategi pemasaran digital dan produk wisata. FGD ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pengelola desa wisata, pelaku usaha lokal, akademisi, dan pakar digital marketing. Tujuan utama dari FGD ini adalah meningkatkan daya saing desa wisata di era digital dan memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata.


2. Proses Pelaksanaan FGD dan Hasil yang Diperoleh

Proses pelaksanaan FGD dimulai dengan menentukan tujuan yang jelas, menyusun panduan diskusi, dan memilih partisipan yang representatif. Selama sesi diskusi, berbagai topik dibahas, termasuk evaluasi terhadap strategi pemasaran digital yang sudah ada, identifikasi peluang baru, dan merumuskan rencana tindak lanjut. Hasil yang diperoleh dari FGD mencakup pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pasar, ide-ide inovatif untuk pengembangan produk, dan strategi pemasaran digital yang lebih efektif.


3. Dampak Positif yang Dirasakan oleh Desa Wisata Setelah Mengadakan FGD

Setelah mengadakan FGD, Desa Wisata Tinalah mengalami dampak positif yang signifikan. Pengembangan produk wisata yang didasarkan pada hasil FGD mendapatkan respon positif dari wisatawan, yang meningkatkan jumlah kunjungan dan pendapatan desa. Selain itu, adopsi strategi pemasaran digital yang baru juga meningkatkan visibilitas desa wisata di media sosial dan situs web, menarik minat wisatawan baru, dan memperluas jaringan kemitraan.


4. Rekomendasi untuk Desa Wisata Lain yang Ingin Melaksanakan FGD

Berdasarkan pengalaman Desa Wisata Tinalah, beberapa rekomendasi untuk desa wisata lain yang ingin melaksanakan FGD adalah:

  • Memastikan keterlibatan semua pemangku kepentingan terkait.
  • Menyusun panduan diskusi yang terstruktur dan relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.
  • Melakukan dokumentasi yang komprehensif terhadap hasil FGD dan menyebarkannya kepada semua pemangku kepentingan.
  • Mengadopsi rencana tindak lanjut yang konkret dan memprioritaskan implementasi hasil FGD.

Dengan adanya FGD ini, Desa Wisata Tinalah telah menjadi contoh keberhasilan dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan, berbasis masyarakat, dan berorientasi digital.



Dalam akhir pembahasan ini, FGD (Focus Group Discussion) memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan desa wisata. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, FGD memungkinkan pengumpulan wawasan yang berharga, perspektif yang lebih luas, dan ide-ide inovatif untuk meningkatkan pengalaman wisatawan, mengembangkan produk wisata, dan merumuskan strategi pemasaran yang lebih efektif.


Selain itu, FGD juga mendorong partisipasi aktif masyarakat lokal, memperkuat keterlibatan stakeholder, dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat dan akurat dalam pengelolaan desa wisata. Dengan demikian, bagi para pembaca yang tertarik dalam pengembangan desa wisata mereka sendiri, penting untuk mempertimbangkan pelaksanaan FGD sebagai salah satu langkah kunci dalam merancang strategi dan mengimplementasikan inisiatif pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan berorientasi masyarakat.


Itu tadi pembahasan lengkap mengenai Pengertian FGD (Focus Group Discussion) beserta Contoh dan Manfaatnya untuk Desa Wisata. Bagi Anda yang ingin belajar pengembangan dan pengelolaan desa wisata dapat berkunjung ke Desa Wisata Tinalah dan memilih paket studi desa wisata. Narahubung 085729546678

Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 Usung Tema Pariwisata Hijau Berkelas Dunia

Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) sudah diselenggarakan 3 tahun berturut-turut dari tahun 2021-2023. Tahun 2024 ini, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menyelenggarakan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 dengan tema Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia. 

Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 Usung Tema Pariwisata Hijau Berkelas Dunia


ADWI sebagai media pembelajaran, memberi motivasi dan inspirasi bagi desa di Indonesia untuk menggali dan mengidentifikasi potensi lokal hingga mendorong kualitas kesejahteraan masyarakat melalui desa wisata salah satu penggerak ekonomi daerah yang berkelanjutan.


Hal ini menjadi komitmen bersama untuk membangun Indonesa kedepand engan tekad yang kuat dan kemampuan tanpa batas. Bekerja lebih keras cerdas tuntas dan dengan hati yang iklas mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif dengan potensi desa wisata yang Keindahan alam bangsa yang masyhur, Adat, Budaya, Kreatifitas Masyarakat Desa dan beragam Karya abadi Warisan Leluhur.


Dengan ADWI ini diharapkan Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing, Berkelanjutan, dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat. Menjadikan Indonesia tujuan wisata dunia.


Membangun Indonesia Dari Desa Wisata

Inovasi dan adaptasi masyarakat desa membuka ruang untuk berkarya, menciptakan lapangan kerja serta mempersiapkan desa wisata lebih mendunia melalui pariwisata dan ekonomi kreatif. Menyajikan pilihan bagi wisatawan untuk menikmati alam terbuka, sembari merasakan pengalaman berwisata di tengah kehidupan masyarakat pedesaan.


Ada tiga hal penting nantinya desa wisata mengikuti ADWI 2024, yaitu desa wisata dapat menaikkan kualitas desa wisata ke tingkat nasional dan dunia, mempromosikan desa wisata ke segala penjuru dunia, serta memotivasi desa wisata lainnya untuk berkembang.


Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) memberikan wadah bagi para pengelolah desa untuk dapat meningkatkan kualitas desa utamanya dalam hal promosi pariwisata sehingga dapat lebih dikenal oleh kalangan luas. Selain itu, pengelola desa juga akan mendapatkan pendampingan intensif oleh Kemenparekraf dalam upaya memajukan pariwisata di desa wisata.


Klasifikasi Desa Wisata

Dalam penyelenggaran ADWI 2024 ini terdapat klasifikasi desa wisata yang menjadi penilaian dari desa wisata rintisa, berkembang, maju dan mandiri. Seperti apa kriteria klasifikasi tersebut? Berikut penjelasannya


  • Desa wisata rintisan: Desa wisata yang baru mulai beroperasi dan masih dalam lingkup yang terbatas.
  • Desa wisata berkembang:Menunjukkan desa wisata yang telah stabil dan memiliki kepengurusan yang jelas.
  • Desa wisata maju: Memiliki peran aktif terhadap perkembangan ekonomi warga desa dan sekitarnya.
  • Desa wisata mandiri: Klasifikasi ketika desa wisata sudah memiliki pengunjung dari lingkup yang lebih luas.


Kategori Penilaian ADWI 2024

Seperti tahun-tahin sebelumnya, ADWI 2024 ini terdapa beberapa klasifikasi penilaian, yaitu daya tarik wisata, amenitas, digital, kelembangaan dan SDM, serta resiliensi. Daya tarik alam merupakan potensi utama desa wisata yang memiliki keunikan, keautentikan, dan kreativitas yang menjadi Daya Tarik Wisata berupa produk wisata (wisata alam, buatan, budaya) & produk ekonomi kreatif (kriya, kuliner, fesyen).


Pada ADWI 2024 terdapat penggabungan kategori dari aspek penilaian yang saling berkaitan, yang semula 7 kategori, diringkas menjadi 5 kategori dengan kesesuaian indikator-indikator penilaian.

Penilaian amenitas meliputi peningkatan standar kualitas amenitas pariwisata dengan standar CHSE melalui fasilitas homestay, toilet, serta fasilitas penungjang pariwisata lainnya (restoran, tempat ibadah, dan parkir) untuk pemenuhan sarana dan prasarana kenyamanan Wisatawan.


Kategori penlilaian digital, yaitu desa wisata dapat melakukan akselerasi transformasi digital melalui pelayanan infrastruktur dan menciptakan konten kreatif sebagai sarana promosi desa wisata melalui media digital.


Klasifikasi penilaian Kelembagaan & SDM terkait pemberdayaan SDM di Desa Wisata untuk meningkatkan lapangan kerja, dampak ekonomi, serta mendukung kesetaraan gender dalam pelibatan SDM di Desa Wisata.


Sedangkan penilaian resiliensi berkaitan dengan pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan dengan memperhatikan isu lingkungan serta memiliki manajemen risiko.


Semua desa wisata yang terdaftar keanggotaan di JADESTA secara automatis menjadi peserta ADWI 2024. Penilaian menggunakan Treathment yang berbeda antara desa wisata pemenang dan non pemenang yang menjadi kewenangan Kemenparekraf, semua Desa Wisata memiliki peluang dan kesempatan yang sama menjadi yang terbaik di ADWI 2024.


Indikator Penlilaian Kategori Penilaian ADWI 2024

Indikator Daya Tarik Wisata

Produk Wisata

1. Memilki potensi daya tarik wisata (alam/budaya/kreatif) yang unik dan otentik

2. Mampu mengembangkan inovasi dan diversifikasi produk wisata

3. Mendukung konservasi dan nilai kearifan lokal

4. Memiliki paket wisata yang terintegrasi


Produk Ekraf

1. Ketersediaan produk ekonomi kreatif (kriya, kuliner dan fesyen) sebagai suvenir yang menggunakan material lokal dan diproduksi oleh masyarakat setempat

2. Desain produk memiliki ciri khas berbasis pada kearifan lokal setempat

3. Produksi dan pengemasan memenuhi standar kualitas



Kriteria Penilaian Amenitas

Homestay

1. Memiliki bangunan dengan pencahayaan dan sirkulasi yang baik

2. Memiliki kamar tidur dengan kelengkapan yang bersih dan terawat

3. Memiliki kamar mandi dengan perlengkapan mandi, air bersih dan sistem pembuangan

4. Memiliki dapur yang bersih dan terawat dengan peralatan dapur

5. Memiliki pelayanan dengan kearifan lokal

6. Memiliki standar pelayanan minimum: (a) perlengkapan: papan nama, buku tamu, ketersediaan air minum, perlengkapan P3K (b) penyediaan sarapan pagi dan (c) terjadi interaksi antara pengunjung dan pemilik homestay


Toilet

1. Memiliki toilet yang berfungsi, bersih dan terawat, dilengkapi dengan penerangan yang baik dan signage

2. Memiliki kloset duduk/jongkok dan urinoir, dengan ketersediaan air dan perlengkapannya (gayung, bidet, sabun, tisu dan tempat sampah)

3. Memiliki tempat cuci tangan, dengan ketersediaan air dan perlengkapannya (sabun, tisu dan tempat sampah)


Fasilitas Pendukung

1. Memiliki tempat ibadah

2. Memiliki tempat makan (warung/restoran)

3. Memiliki tempat parkir


Kriteria Penilaian Digital

Digital

1. Memiliki jaringan internet yang kuat dan WIFI

2. Memiliki sistem pencatatan secara digital (keuangan, pengunjung)

3. Terintegrasi dengan online travel agent atau e-commerce


Kreatif

1. Memiliki pengelolaan situs dan media sosial

2. Memiliki informasi desa wisata yang akurat dan berkualitas

3. Memiliki nilai konten yang kreatif dan menarik bernilai kearifan lokal


Kriteria Penilaian Kelembagaan dan SDM

Kelembagaan

1. Memiliki struktur organisasi pengelola desa wisata (Pokdarwis, Koperasi atau BUMDes)

2. Memiliki legalitas desa wisata (SK Desa Wisata)

3. Memiliki program kerja atau rencana pengembangan desa wisata


SDM

1. Menciptakan lapangan kerja di sektor pariwisata

2. Memiliki SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan dalam pendukung pengelolaan Desa Wisata

3. Mendukung kesetaraan gender di bidang pariwisata

4. Meningkatkan perekonomian desa


Kriteria Penilaian Resiliensi

Unit Pengelolaan Sampah

1. Memilki tempat sampah terpilah

2. Memiliki Unit Pengelolaan Sampah (UPS) (kelompok pengelola sampah)

3. Memiliki program pengelolaan sampah (berupa sosialisasi/edukasi/pelatihan/signage tentang pengelolaan sampah)

4. Memiliki Bank Sampah


Manajemen Resiko Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan

1. Memiliki jalur dan rambu evakuasi

2. Memiliki sarana prasarana mendukung keselamatan wisatawan (alat komunikasi darurat, APAR, kotak P3K, life jacket, dll)

3. Memiliki profilling resiko dari aktivitas wisata serta rencana antisipasi

4. Memiliki program terkait manajemen resiko keselamatan dan kesehatan yang sudah diinisasi baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah , pemerintah desa maupun pihak swasta.

Syarat dan Ketentuan Pelaksanaan ADWI 2024

Beberapa syarat dan ketentuan pelaksanaan ADWI 2024

  1. Lokasi desa berada di wilayah Republik Indonesia
  2. Peseta wajib menjadi bagian dari keanggotaan di JADESTA
  3. Peserta pendaftar diwakili oleh pengelola desa dan didampingi langsung oleh Dinas Pariwisata Daerah (provinsi dan kota/kabupaten). Peserta wajib melampirkan surat keputusan Bupati (SK-Desa Wisata)
  4. Peserta wajib melengkapi semua informasi potensi, atraksi, paket, fasilitas dan prestasi desa wisata pada konten yang ada di sistem Jadesta dengen mengunggah foto, video dan desciption Desa Wisata
  5. Jika lolos ketahap selanjutnya peserta wajib melengkapi berupa materi presentasi, foto dan mengunggah video profil sesuai dengan kriteria kontes yang diikuti pada fase bimbingan teknis dan workshop
  6. Penilaian berdasarkan 5 kategori, meliputi: Daya Tarik Desa Wisata, Amenitas, Digital, Kelembahaan & SDM, Resiliensi
  7. Pendaftaran peserta dimulai pada tanggal 9 Maret - 31 Maret 2024
  8. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat


Anugerah Desa Wisata Indonesia  menjadi program berkelanjutan yang diusung oleh Kemenparekraf. Menjadi kan kesempatan desa-desa di Indonesia untuk bertumbuh melalui desa wisata. Daftarkan desa Anda untuk dapat menjadi bagian dari perjalanan desa wisata di Indonesia.

Kelas Digital Marketing Kelas Digital Marketing